Abstract:
Desa Cukanggenteng yang terletak di Ciwidey, Kabupaten Bandung, memiliki permasalahan ketersediaan air bersih. Air yang digunakan saat ini berasal dari sumur galian, dan juga dari air sungai untuk memenuhi kebutuhan warga. Kondisi air sungai yang digunakan cenderung keruh karena kandungan organik yang cukup tinggi, sehingga tidak baik bagi kesehatan. Saat ini telah tersedia sistem pengolahan berupa bak-bak sedimentasi untuk mengendapkan senyawa organik dan lumpur, akan tetapi belum efektif. Sistem pengolahan air yang akan digunakan merupakan sistem penyaringan bertahap yang relatif sederhana, dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh. Sistem dengan skala rumahan telah berhasil diterapkan di Kantor Kepala Desa Cukanggenteng.
Sistem penyaringan dengan skala lebih besar menggunakan dua buah penyaring, yaitu penyaring pasir dengan aliran upflow, dan penyaring pipa 4” dengan susunan yang sama dengan penyaring skala rumahan yang dipasang di Kantor Kepala Desa Cukanggenteng. Sistem penyaring yang dipasang di Masjid Al Ikhlas telah berhasil menurunkan kekeruhan air bahkan mencapai 8,46NTU yang telah masuk standar air bersih menurut SK Menkes No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990, yaitu batas maksimum 25NTU, dan hampir memenuhi standar air minum menurut SK Menkes No. 907/MENSKES/SK/VII/2002, yaitu maksimum 5NTU. Sistem penyaring yang dipasang dapat memenuhi kebutuhan masjid dan warga sekitar.