Abstract:
Besarnya potensi pencahayaan alami dalam arsitektur menuntut perancang untuk menguasai beragam metode perhitungan pencahayaan alami agar mampu memilih metode yang sesuai dengan keperluan desainnya. Metode perhitungan yang berkembang mulai dari perhitungan manual (grafis dan diagram), simulasi menggunakan model maket, sampai dengan simulasi digital memiliki kelebihan dan keterbatasannya masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan masing-masing metode perhitungan pencahayaan alami dari segi kompleksitas faktorfaktor pencahayaan alami dan kemampuan dalam mengakomodasi beragam indikator performa pencahayaan alami.
Faktor-faktor pencahayaan alami yang diteliti mencakup variabel kondisi langit (waktu penyinaran, posisi geografis, komponen langit) dan data bangunan (geometri bangunan dan ruang, bukaan, faktor refleksi, kontribusi pencahayaan buatan, elemen penghalang, perawatan, polusi dan isi ruang). Metode perhitungan manual meliputi metode perhitungan SNI (DPMB) dan BRE/BRS. Metode perhitungan dengan simulasi maket dikaji dari dua lokasi langit uji, yaitu di ruang langit buatan dan ruang luar. Metode simulasi digital dilihat beberapa perangkat lunak/ software yang cukup umum digunakan oleh perancang. Performa pencahayaan alami yang diteliti dibatasi pada tiga indikator, yaitu iluminasi cahaya, indeks silau, dan distribusi cahaya.
Hasil penelitian menunjukkan metode simulasi digital paling baik dalam memperhitungkan faktor-faktor pencahayaan alami sehingga lebih akurat. Demikian juga dalam mengakomodasi indikator pencahayaan alami, karena beberapa software mampu menganalisis performa pencahayaan alami sepanjang tahun serta berintegrasi dengan komponen analisis lingkungan lainnya sehingga memungkinkan untuk mengevaluasi desain lebih menyeluruh. Keterbatasan utamanya adalah dari segi waktu untuk mempelajari program (membangun model dan kompleksitas input data paramater perhitungan). Metode perhitungan manual memiliki potensi dari kecepatan hasil perhitungan dan kemudahan perhitungan sehingga berpotensi untuk digunakan dalam tahap konseptual/awal desain. Sedangkan maket memiliki keunggulan sangat representaif sebagai media presentasi dan hasil simulasinya dekat dengan kenyataan (realistik). Media maket juga cukup familiar dalam perancangan sehingga menjadi media yang kerap digunakan sepanjang tahapan desain.