Abstract:
Perusahaan yang bergerak pada bidang sablon dan printing memiliki tujuan
untuk mencapai laba yang seoptimal mungkin dengan memperhatikan kualitas dan ketepatan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pesanan pelanggan. Namun, dalam beroperasi
perusahaan mengalami masalah, yaitu keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan yang
menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mengejar keterlambatan
penyelesaian pesanan pelanggan, yaitu biaya lembur karyawan dan biaya listrik saat lembur,
serta kerugian berupa kompensasi atas keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan
sehingga menyebabkan laba perusahaan menjadi kurang optimal dan kepuasan pelanggan
menjadi menurun. Oleh karena itu, pemeriksaan operasional dibutuhkan untuk
mengidentifikasi penyebab keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan pada perusahaan.
Pemeriksaan operasional adalah proses mengevaluasi perusahaan sehingga
dapat meningkatkan keseluruhan aktivitas perusahaan yang efektif, efisien, dan ekonomis dan
melakukan perbaikan secara terus-menerus. Aktivitas produksi merupakan aktivitas utama
pada perusahaan bidang manufaktur yang menambah atau menciptakan nilai guna pada suatu
barang atau jasa. Aktivitas produksi yang tidak efektif dan tidak efisien dapat menyebabkan
masalah yang berujung pada keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah descriptive study. Sumber
data yang digunakan berupa data primer, yaitu hasil wawancara dan observasi, dan data
sekunder pada penelitian ini seperti jadwal aktual produksi, SOP, peraturan pada karyawan,
dan data lembur karyawan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi lapangan
dan studi pustaka. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah menganalisis penyebab dan
dampak terjadinya keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan dan perhitungan biaya dan
kerugian yang ditanggung oleh perusahaan terkait keterlambatan penyelesaian pesanan
pelanggan. Objek penelitian adalah pemeriksaan operasional pada aktivitas produksi dalam
upaya untuk mengurangi keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan (studi kasus CV KS).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, perusahaan memiliki kelemahan
yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan. Dari bulan Januari 2018
sampai dengan bulan Juni 2018, rata-rata keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan
terhadap pesanan sebesar 63,54% dan terhadap unit pesanan sebesar 70,79%. Kelemahankelemahan
perusahaan tersebut dianalisis dengan menggunakan fishbone diagram.
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa aktivitas produksi pada perusahaan tidak
efektif dan tidak efisien. Peneliti menemukan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan
penyelesaian pesanan pelanggan, yaitu faktor manusia sebesar 30%, faktor mesin sebesar 10%,
faktor metode sebesar 30%, faktor bahan baku sebesar 15%, dan faktor lingkungan sebesar
15% terhadap keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan. Perusahaan mengalami
keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan setiap bulannya sehingga jumlah biaya saat
lembur untuk mengejar keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan dan kerugian yang
ditanggung perusahaan terkait keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan adalah Rp
56.113.051,16 selama bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juni 2018. Terdapat beberapa
rekomendasi yang diperoleh dari pemeriksaan operasional yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk mengurangi keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan, seperti
menerapkan sistem reward dan punishment terhadap karyawan dan melakukan
pendokumentasian yang memadai dengan tidak menggabungkan formulir lembar kerja pada
departemen-departemen tertentu. Pemeriksaan operasional harus dilakukan secara konsisten
dan berkala oleh perusahaan dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada perusahaan
dan dapat beroperasi dengan efektif dan efisien.