Abstract:
Kompetisi bisnis di sektor fashion dan kuliner semakin meningkat saat ini, khususnya di kota Bandung. Konsumen masa kini semakin cerdas dan pemilih. Kehadiran beberapa butik atau distro, kafe, dan restoran baru selama lima tahun terakhir di kota ini, bukan hanya menyajikan makanan dan minuman serta fashion saja, namun juga memberikan fasilitas untuk hang-out, bermain dan belajar, suatu kondisi yang tidak bisa dihindarkan lagi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menemukan bagaimana situasi kekinian ini mempengaruhi kreativitas para pengusaha muda, serta membangun (to construct) sosial dan budaya penggunanya. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif yaitu etnografi, yang akan dilaksanakan dengan observasi mendalam dan wawancara.
Beberapa distro, butik, dan kafe yang tersebar di kota Bandung seperti distro 3 Second, Skylin Knitwear, Meccanism, dan beberapa restoran tempat anak muda berkumpul dan bersosialisasi yaitu Upnormal, Pisetta, Congo Café, Hummingbird Eatery, serta beberapa kedai kopi semisal Noah’s Barn, Two Hands Full, dan Kopi Selasar Soenaryo, menjadi obyek yang dipilih untuk diamati dan diteliti. Sepuluh wirausaha muda dan seratus konsumen akan dipilih secara acak dari beberapa obyek penelitian tersebut, dan akan diwawancarai. Kriteria yang ditetapkan dalam memilih konsumen sebagai responden adalah frekuensi kehadiran pada obyek yang dipilih minimal 1 kali dalam seminggu, serta aspek keberanian membuka jenis usaha baru yang sebelumnya tidak ada, pada wirausaha muda di Bandung. Menggunakan observasi dan wawancara mendalam, hasil penelitian diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana para wirausaha muda mengelola kreativitas mereka sehingga usahanya bisa terus berlangsung tanpa mengabaikan ekspektasi konsumennya.