Perlindungan hukum terhadap logo sebagai karya seni dan merek dikaitkan dengan Pasal 65 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak cipta (UU Hak Cipta Tahun 2014)

Abstract

Di Indonesia, logo dilindungi dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta Tahun 2014) dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis (UU Merek dan Indikasi Geografis). Namun, logo dilarang pencatatannya dalam Pasal 65 UU Hak Cipta Tahun 2014 sehingga logo hanya dapat didaftarkan sebagai merek. Hal ini menimbulkan permasalahan mengapa logo dilarang dicatatkan dan apa akibat hukumnya jika logo didaftarkan sebagai merek.

Hasil pengkajian penulis terhadap permasalahan tersebut logo sebagai karya seni seharusnya dapat dicatatkan sebagai ciptaan. Latar belakang dari adanya larangan pencatatan logo dikarenakan banyaknya sengketa tidak dapat mengesampingkan hak dari pencipta untuk mencatatkan ciptaannya. Namun, pencatat ciptaan tidak dapat dengan mudah menggunakan daftar umum ciptaan yang berkaitan dengan Pasal 31 huruf d UU Hak Cipta Tahun 2014. Hal itu akan mempersulit pihak lawan untuk melakukan pembuktian sebaliknya. Oleh karena itu, hakim harus memperhatikan bukti lain di luar daftar umum ciptaan. Saran dari penulis terhadap permasalahan ini, sebaiknya pencipta selalu mencantumkan simbol © dan keterangan pencipta pada karyanya untuk mencegah pihak lain menyalahgunakan karya pencipta.