dc.description.abstract |
Teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling disukai dan dibutuhkan di dunia, setelah air putih. Teh memiliki kelebihan karena mengandung senyawa antibakteria, antioksidan dan senyawa aktif lainnya. Tidaklah mengherankan bahwa beberapa kalangan sependapat dengan pepatah Cina kuno yang mengatakan bahwa: "Better to be deprived of food for three days, than of tea for one". Hal inilah yang membawa teh sebagai salah satu komoditi hasil pertanian yang diunggulkan di pangsa pasar dunia. Tanaman teh telah diusahakan lebih dari 2,59 juta ha di dunia. Jawa Barat merupakan penghasil teh terbesar di Indonesia, memenuhi lebih dari 70% produksi teh nasional dengan produkstivitas sebesar 1.333,68 kg/ha. Selain daun, semua bagian tanaman teh memiliki potensi untuk dimanfaatkan. Namun, pemanfaatannya di Indonesia hanya terbatas pada daunnya saja padahal buah teh, khususnya bagian inti biji merupakan sumber minyak nabati non kolesteroL Menurut survey, setiap kg buah teh dapat menghasilkan 40 - 120 gram minyak. Isolasi minyak masih jarang dilakukan sehingga metode pemisahan yang menghasilkan produk minyak dengan yield dan kualitas yang tinggi menjadikan tantangan tersendiri yang perlu dikaji dalam penelitian ini. Metode pemisahan yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah metode pemisahan non destruktif. Ekstraksi minyak dilakukan menggunakan beberapa macam pelarut organik, yaitu: n-heksana, aseton dan etanoL Proses ekstraksi dilakukan secara batch hingga didapatkan minyak biji teh kasar setelah dilakukan evaporasi ekstrak pada kondisi vakum. Temperatur ekstraksi divasiakan 2 level, yaitu: 25 dan 50 derajat C sedangkan rasio biji teh/pelarut divariasikan sebesar 1 :3, 1 :5, 1:7 dan 1:9 g/mL. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pelarut n-heksana mampu memberikan rendemen minyak sebesar 21,04% pada temperatur ekstraksi 50 derajatC dan rasio biji tehipelarut sebesar 1:9 disusul pelarut aseton sebesar 14% dan etanol hanya mampu menghasilkan 2,4% minyak biji teh. Nilai konstanta perpindahan massa pada antarmuka padat-cair (kL.a) untuk pelarut n-heksana sebesar 2,89.10kuadrat -3,30.10pangkat-2 (25 derajatC) dan 4,57.10pangkat-2 - 4,76.10pangkat-2 (50 derajatC), untuk pelarut aseton sebesar 1,63.10pangkat-2 - 1,86.10pangkat-2 (25 derajatC) dan 2,19.10pangkat-2 - 2,28.10pangkat-2 (50 derajatC),serta untuk pelarut etanol sebesar 1,17.10 pangkat-2 - 1,44.10 pangkat-2 (25 derajatC) dan 1,81.10pangkat-2 -1,96.10pangkat-2 (50 derajatC). Produk minyak yang dihasilkan masih berupa minyak kasar yang memerlukan pemumian lanjutan untuk aplikasi lebih lanjut. Minyak kasar yang dihasilkan memiliki kandungan FFA 2,83 - 5,88%, kadar air 1,26-1,96%, densitas 0,9132 - 0,9186 g/mL, bilangan iodin 83,06 - 94,44 g iod/100 g minyak, dan bilangan penyabunan 182,15 - 196,56 mg/g minyak. |
en_US |