Penanganan kegiatan administrasi di Biro Pengembangan Modal Insani Universitas Katolik Parahyangan Bandung

Abstract

Penulis melaksanakan kegiatan praktik kerja sebagai staf di bagian pengembangan pegawai Biro Pengembangan Modal Insani (BPMI) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) yang bertempat di Gedung Rektorat Lantai 3 di Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung. Penulis melaksanakan praktik kerja mulai dari tanggal 20 Maret 2018 sampai dengan 16 Mei 2018. Praktik kerja dilaksanakan selama 30 hari kerja atau sama dengan 207 jam kerja. Pada saat praktik kerja dilaksanakan, penulis ditempatkan sebagai staf di bagian pengembangan pegawai. Pada pelaksanaan praktik kerja, penulis diberikan tugas antara lain: melakukan persiapan, membantu pelaksanaan kegiatan, melakukan rekapitulasi hasil pelatihan ; melengkapi data kenaikan jabatan golongan (inpassing) bagi dosen dan melakukan input data studi lanjut dosen. Dalam pelaksanaan praktik kerja ini penulis menemui beberapa kendala yaitu, kelengkapan berkas kenaikan golongan jabatan (inpassing) dan studi lanjut dosen terkadang tidak lengkap, sehingga penulis terlebih dahulu mengosongkan data tersebut dan kemudian meminta konfirmasi mengenai berkas yang tidak ada tersebut kepada staf lain di bagian pengembangan. Secara keseluruhan, penulis mengamati dan menyimpulkan bahwa pelaksanaan pekerjaan di bagian pengembangan sudah terlaksana dengan baik. Kelengkapan data yang dibutuhkan, prosedur kerja yang tertata rapi juga kerjasama dan komunikasi yang baik antar pegawai sangat mempengaruhi keberhasilan serta kelancaran pekerjaan di bagian pengembangan pegawai Biro Pengembangan Modal Insani Universitas . Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh penulis selama melaksanakan praktik kerja, penulis menyarankan sebaiknya ada penambahan kapasitas harddisk pada komputer yang digunakan untuk menyimpan file dokumentasi berupa foto dan video. Hal ini penulis sarankan karena akan mempermudah proses penyimpanan berkas dokumentasi di dalam satu tempat. Penulis juga menyarankan sebaiknya ada penambahan tenaga kerja magang khusus untuk kegiatan pelatihan. Hal ini dilakukan agar spesifikasi keahlian yang dibutuhkan untuk kegiatan pelatihan akan bertambah.