Abstract:
Ketahanan pangan diartikan oleh para petani organik di desa Neglasari sebagai bentuk kedaulatan pangan, bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan beras bagi seluruh anggota keluarganya. Oleh karena konsep ketahanan pangan di daerah ini lebih sering diganti dengan kedaulatan pangan karena mencakup aspek kesejahteraan petani yang diukur dari nilai tukar atau nilai jual hasil pertanian mereka dan kemandirian hidup. Kemampuan untuk mengolah pupuk buatan sendiri membuat mereka tetap mampu bertahan di tengah mahalnya harga pupuk kimia karena kelangkaan di pasar sehingga produksi beras di daerah ini tetap berjalan. Selain itu, pemakaian varietas lokal yang diyakini memiliki kandungan gizi yang baik juga mendorong mereka untuk tidak melakukan pembelian bibit. Pembenihan bibit padi dilakukan secara bersama-sama. Walaupun hidup di tengah kemiskinan, karena rendahnya kemampuan ekonomi petani Neglasari, membuat mereka untuk berusaha memenuhi kebutuhan beras sendiri dengan cara melakukan pertanian organik. Asupan gizi berupa protein, pemenuhan sandang, pendidikan masih sangat minimal di daerah ini. Kemiskinan membuat petani tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup layak sebagai seorang manusia dan kemiskinan juga membuat mereka untuk tidak mampu menjual hasil produksi beras kepada konsumen secara langsung. Akibatnya tengkulak dan bandar marak ditemukan di lokasi ini. Tetapi kemiskinan tidak membuat mereka menjadi putus asa dalam menjalani hidup. Dari hasil pengamatan, kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani di daerah ini belum dirasakan sepenuhnya oleh mereka. Perlu sebuah rumusan praktis dari pemerintah daerah untuk meningkatkan daya beli dan ekonomi petani di desa Neglasari. Akses kesehatan dan pendidikan harus juga diperhatikan oleh pemerintah karena masih sangat memprihatinkan.