Penguraian aerobik dan anaerobik sampah organik (limbah pasar berupa sisa sayuran) menjadi kompos dan biogas

Show simple item record

dc.contributor.author Witono, Judy Retti
dc.contributor.author Sudja, Krisnawaty
dc.date.accessioned 2018-08-15T07:14:51Z
dc.date.available 2018-08-15T07:14:51Z
dc.date.issued 2004
dc.identifier.other 143370
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/6671
dc.description.abstract Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia terutama di kota kota besar, penumpukan sampah yang terbentuk menjadi masalah yang sangat mengganggu bagi semua pihak. Sampah dapat menyebabkan pencemaran tanah, udara dan air. Serta dapat menimbulkan berbagai penyakit. Akan tetapi, jika sampah dapat diolah, nilai ekonomisnya dapat ditingkatkan. Mengingat sebagian besar dari sampah perkotaan terutama di pasar pasar adalah sampah organik, maka salah satu cara pengolahan sampah yang dipilih pada penelitian ini, adalah penguraian sampah secara aerobik dan anaerobik. Dalam penguraian aerobik sampah akan diubah menjadi kompos sedangkan pada penguraian anaerobik akan dihasilkan biogas dan biomassa. Biogas yang dihasilkan terdiri atas gas metana dan gas karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi operasi proses penguraian sampah organik secara aerobik dan anaerobik terhadap waktu penguraian dan jumlah gas metana yang diperoleh. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu percobaan pendahuluan dan percobaan utama. Percobaan pendahuluan bertujuan untuk menentukan komposisi bahan yang digunakan dan jumlah air yang harus dihilangkan atau ditambahkan. Untuk penguraian secara aerobik ada 3 variabel yang diamati, yaitu kadar air dalam sampah, penambahan aktivator dan ukuran sampah. Sedangkan pada penguraian secara anaerobik ada 2 variabel yang diamati yaitu suhu dan waktu penguraian (2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa variabel variabel yang dipilih berpengaruh dalam proses penguraian sampah. Kondisi operasi yang paling baik untuk penguraian secara aerobik (waktu pengomposan paling cepat) adalah sampah dipotong potong dulu, dijemur sampai kadar airnya mendekati harga optimum proses pengomposan dan diberi tambahan aktivator EM-4. Sedangkan pada penguraian secara anaerobic (menghasilkan gas metana paling banyak) adalah dijemur di bawah sinar matahari tanpa ditutupi karung, karena temperatur pada saat itu mendekati temperatur optimum (30°C). Selain menghasilkan gas metana, pengolahan anaerobik juga menghasilkan pupuk cair. Untuk mendapatkan hasil yang optimum, percobaan ini disarankan dilakukan untuk waktu yang lebih lama. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.title Penguraian aerobik dan anaerobik sampah organik (limbah pasar berupa sisa sayuran) menjadi kompos dan biogas en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account