dc.description.abstract |
Saat ini terdapat tren Active Living dalam redevelopment kota yang melibatkan penduduk bergerak aktif di dalamnya. New York, Melbourne, Copenhagen adalah beberapa contoh kota yang di dalam perkembangannya memberi kesempatan penduduk untuk bergerak aktif melalui jalur pedestrian, car free day, city life, dan lain sebagainya. Tren active living ini membawa penduduk kota menjadi lebih aktif bergerak, secara keseluruhan menjadikan kota lebih sehat (healthy city).
Jalur pedestrian dalam koridor komersial memiliki potensi sebagai jalur gerak bagi pejalan kaki yang berbelanja, dari satu toko ke toko lainnya. Rangkaian pertokoan yang dapat dijangkau melalui berjalan kaki adalah hal yang menarik. Jalur pedestrian tidak hanya sebagai sarana transportasi saja, tetapi juga sarana rekreasi dan wadah beragam aktivitas.
Dalam pengamatan, didapati bahwa ruang publik di dalam kawasan belanja jalan L. L. R. E. Martadinata belum sepenuhnya mewadahi gerak aktif. Terdapat inkonsistensi lebar jalur pedestrian, elemen-elemen fisik dan spatial yang mengganggu proses gerak aktif serta persinggungan dengan kendaraan bermotor yang membuat pengalaman berjalan kaki menjadi tidak nyaman.
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memberi usulan alternatif bagi kondisi jalur pedestrian pada objek studi. Usulan ini diharapkan memperbaiki perencanaan dan pembuatan jalur pedestrian di waktu ke depan, memberi ruang untuk penduduk bergerak aktif. Pembahasan dilakukan dengan mempelajari masalah yang muncul dalam jalur pedestrian kawasan studi dan studi literatur mengenai ruang gerak aktif. Analisa dari permasalah kondisi eksisting digunakan untuk menciptakan kriteria desain jalur pedestrian. Kriteria ini digunakan sebagai pedoman usulan konsep perancangan jalur pedestrian
Dengan lebih banyak gerak aktif dalam jalur pedestrian, maka penduduk kota dapat menjadi lebih sehat. Jalur pedestrian dengan gerak aktif juga menciptakan peluang untuk berinteraksi sosial, sehingga dapat tercipta sense of place |
en_US |