Abstract:
Kawasan pusat kota lama Banda Aceh menyimpan nilai sejarah yang tinggi, terbukti dengan banyaknya peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih bertahan sebagai objek bersejarah di kawasan ini. Keberadaan artefak-artefak kuno ini dapat melengkapi riwayat sejarah serta menjadi bukti otentik identitas kota Banda Aceh. Kawasan pusat kota membutuhkan lebih banyak ruang publik yang menarik agar eksistensi aset-aset bersejarah tersebut dapat semakin menonjol sebagai sebuah elemen daya tarik kawasan bersejarah ini. Penelitian ini berupaya untuk memberikan alternatif desain hubungan antar ruang bersejarah di kawasan ini agar dapat lebih mudah diakses oleh para pejalan kaki, dengan pendekatan linkage dan aksentuasi visual di ruang-ruang publik kawasan pusat kota.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perekaman image visual ruang terbuka pada kawasan pusat kota untuk menangkap gambaran sekuen visual di kawasan pusat kota serta hubungan antar ruang yang dapat dirasakan dari besaran skala ruang eksisting dan elemen-elemen pembentuk ruang yang ada di sekitar titik-titik bersejarah, sebagai pembentuk karakter ruang publik. Kawasan pusat kota ini dianalisis dengan membuat simulasi desain dalam bentuk pemodelan animasi 3 dimensi dalam komputer.
Upaya menghubungkan titik-titik bersejarah mulai dari area Peunayong, sungai Krueng Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, Taman Sari hingga ke Taman Putroe Phang, dapat dilakukan dengan memanfaatkan ruang-ruang serta bangunan publik di kawasan kota lama Banda Aceh sebagai ruang penghubung, dengan meningkatkan kualitas visual pada ruang publik tersebut. Peningkatan aksentuasi visual pada ruang-ruang publik merupakan strategi perancangan kawasan pusat kota yang efektif untuk memperkuat identitas kota Banda Aceh sebagai kota bersejarah.