Abstract:
Persoalan narkoba di Indonesia saat ini telah sangat mengkhawatirkan. Indonesia tidak lagi hanya menjadi negara transit perdagangan gelap narkoba/napza akan tetapi juga telah menjadi salah satu negara produsen. Kerugian yang dialami oleh negara akibat persoalan ini dapat mencapai triliunan rupiah. Jika tidak dilakukan tindakan yang komprehensif dan kontinu maka akibat yang akan diderita oleh bangsa ini bukan saja semakin banyak generasi muda yang menjadi korban, tetapi juga memperpuruk perekonomian bangsa ini. Total uang yang dihabiskan untuk membeli narkoba/napza, menurut Koran Tempo, dalam setahun adalah sebesar Rp. 11,3 triliun. Biaya pengobatan pasien narkoba/napza membutuhkan jumlah biaya yang kurang lebih sama. Dengan demikian, dapat dikatakan narkoba/napza telah menyedot hampir Rp. 25 triliun dari rumah seluruh penduduk Indonesia. Bisa dibayangkan, tahun-tahun mendatang perekonomian Indonesia akan mengalami ambruk hanya oleh persoalan penyalahgunaan narkoba/napza.
Salah satu usaha yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan mendirikan sebuah lembaga yang bertugas dan bertanggungjawab untuk mengantisipasi dan menanggulangi persoalan narkoba tersebut. Lembaga tersebut adalah Badan Narkotika Nasional yang didirikan sesuai dengan Keppres No.17/2002. Di samping itu telah berdiri pula beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang penanggulangan narkoba/napza. Dalam menjalankan visinya, BNN maupun LSM tersebut telah merancang dan menjalankan model komunikasi mengenai bahaya narkoba yang ditujukan kepada masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah model komunikasi yang selama ini telah dirancang dan dijalankan oleh lembaga pemerintah yang bekerja untuk persoalan ini (BNN) dan lembaga-lembaga lain yang bergerak di bidang penanggulangan narkoba, dengan menggunakan konsep elemen inti dalam kampanye perubahan sosial yang dikemukakan oleh Kotler dan Roberto. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dengan jenis penelitian eksploratif yang bertujuan untuk memaparkan dan menganalisis permasalahan penelitian, khususnya terkait dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data adalah melalui wawancara dan penelusuran dokumen.
Berdasarkan hasil penelitian ini, seluruh model komunikasi yang dirancang oleh lembaga-lembaga yang diteliti dalam penelitian ini, berdasarkan elemen inti kampanye perubahan sosial yang dikemukakan oleh Kotler dan Roberto, telah memenuhi seluruh elemen inti tersebut, yaitu cause, change agent, target adopters, channel dan change strategy.