Abstract:
Fenomena era digital sekarang ini ditandai dengan pesatnya pemakaian teknologi informasi/gawai di hampir semua lapisan sosial masyarakat. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah paradigma dan perilaku kehidupan manusia dalam meruang sosial dan berkomunitas. Realitas kecanggihan gadget era digital ini cenderung mengubah jarak, waktu, ruang personal, dan perilaku kontak sosial yang mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kenyataan ini membawa keprihatinan dalam perancangan arsitektur yang telah berkembang dari era non digital; di mana arsitektur cenderung terikat konteks tempat dan memfasilitasi ruang kegiatan berbasis tempat. Fenomena ini menarik untuk diamati pada obyek rusun yang merupakan komunitas bersama pada hunian kota yang karena kepadatan cenderung diformulasikan ke arah vertikal dalam tata ruang yang terbatas dan bersyarat, sedangkan ruang komunitas untuk bersosial disediakan sebagai fasilitas bersama di luar unit atau pada ruang luar, mengikuti standar rancang berbasis tempat dan regulasi. Isu era digital mengubah kebutuhan ruang dan perilaku kontak sosial pada ruang fasilitas sosial yang terikat tempat dan tempat sosial rusun yang dirancang dengan cara lama terikat tempat lambat laun akan ditinggalkan warganya. Perancangan ruang fasilitas bersama rusun diindikasikan perlu memenuhi persyaratan berfungsinya sistem komunikasi, yang memperhatikan tuntutan aspek-aspek kemudahan bagi warga rusun dalam berperilaku sosial melalui teknologi digital. Apakah gejala ini menuntut perlu direvisinya semua standar perancangan fasilitas sosial rusun dengan menambahkan sistem bangunan dengan persyaratan teknologi digital. Fenomena di atas dijadikan kasus riset tesis ini yang di studi pada 2 obyek rusunawa di kota Cimahi, yaitu Rusunawa Cibeureum dan Leuwigajah; yang bertujuan mengevaluasi pemanfaatan fasilitas bersama di ruang luar rusunawa dalam adaptasi pola perilaku sosial pengguna era digital. Metoda Post Occupancy Evaluation digunakan dengan teknik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui karakteristik fisik fasilitas bersama dan pola perilaku sosial penggunanya. Hasil temuan menunjukkan adaptasi perilaku-fungsional bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah masih kondusif dengan ruang sosial terikat tempat, untuk kegiatan kegiatan duduk dan mengobrol bersama di taman besar di Rusunawa Cibeureum dan kegiatan bermain dan berolahraga secara bersama/ berkelompok di Rusunawa Leuwigajah. Penggunaan gawai di ruang luar bersifat terbatas hanya untuk kegiatan telepon supaya pembicaraan tidak mengganggu tetangga dalam bangunan.