Abstract:
Peningkatan kebutuhan hunian seiring dengan terbatasnya lahan di perkotaan mendorong program
peningkatan kualitas kawasan hunian melalui land consolidation dengan konsep hunian vertikal.
Investor swasta melihat hal ini sebagai peluang bisnis properti dengan menggalakkan
pembangunan apartemen. Pada kenyataannya beberapa gedung yang beroperasi didapati kurang
terpelihara. Disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 bahwa dalam
penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik dan pengguna gedung mempunyai kewajiban
memelihara gedung secara berkala. Pihak pengembang mensinyalir hal ini terjadi karena
kesalahan manajemen operasional pemeliharaan gedung. Pengelola gedung sering menghadapi
kendala dalam melakukan strategi pemeliharaan gedung. Pada penerapannya pengembangan
strategi pemeliharaan merupakan proses yang melibatkan pertimbangan berbagai faktor dalam
pengambilan keputusan. Di sisi lain sebagai aset fisik, usia komponen dan kerusakan elemen
gedung dari waktu ke waktu pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja dan keandalan bangunan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengaruh faktor pengambilan keputusan
dan pemeliharaan elemen bangunan pada gedung hunian vertikal. Kriteria tingkat pengaruh
dianalisis menggunakan metode relative importance index (RII). Responden penelitian adalah
pengelola gedung dari 36 apartemen yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Dari hasil
penelitian diperoleh pemeringkatan dan tingkat pengaruh variabel penelitian yang diidentifikasi
melalui studi literatur. Pada pemeliharaan yang bersifat preventif, faktor-faktor yang memiliki
tingkat pengaruh paling tinggi berhubungan dengan aspek manajemen/organisasi pemeliharaan
dan aspek pengguna/penghuni gedung hunian. Hal ini terkait dengan ketersediaan SDM pengelola
gedung hunian yang berkualitas dalam memenuhi kebutuhan penghuni gedung hunian. Pada
pemeliharaan yang bersifat korektif, faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh paling tinggi
berkaitan dengan aspek persyaratan kinerja bangunan gedung dan aspek pengguna/penghuni
gedung hunian. Hal ini terkait dengan kesalahan pekerjaan selama masa konstruksi dan kerusakan
elemen bangunan gedung demi menjaga properti laik huni. Strategi pemeliharaan pada gedung
hunian vertikal secara umum dipengaruhi oleh pemeliharaan pada komponen arsitektur,
mekanikal, dan elektrikal. Beberapa rekomendasi penting yang dihasilkan diantaranya adalah
peningkatan kualitas konstruksi gedung seperti desain, tenaga kerja konstruksi, penggunaan
material, pengawasan konstruksi, dan penyediaan dokumen pasca konstruksi seperti as built
drawing dan petunjuk menual pemeliharaan gedung. Berkaitan dengan aspek pengguna/penghuni
gedung hunian, perlu dilakukan optimalisasi fungsi “help desk” atau departemen yang melayani
dan menanggapi pertanyaan teknis pengguna/penghuni gedung hunian vertikal.