Abstract:
Fotografi adalah teknologi sekaligus seni yang dijumpai dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Fotografi diaplikasikan untuk keperluan dokumentasi, misalnya dalam keluarga, jurnalistik, maupun pengarsipan dalam lembaga. Fotografi juga digunakan untuk keperluan relasi sosial, misalnya snapshot dan fotografi selebriti, maupun persuasi komersial, seperti halnya fotografi fashion. Disamping itu, fotografi juga dipakai untuk keperluan eksplorasi kreatif maupun reflektif, seperti halnya dalam fotografi seni. Fotografi berdimensi kultural. Kehadirannya sebagai teknologi dan seni, tidak hanya mengekspresikan atau mendeskripsikan peradaban, melainkan juga mengkonstruksi peradaban. Fotografi adalah produk kultural, sekaligus memberi bentuk pada kultur: menciptakan perilaku baru, membentuk cara pikir, membaharui keyakinan, menata sistem dan tatanan nilai, dan sebagainya. Perkembangan pemahaman teoritis tentang fotografi seiring dengan perkembangan teknologi fotografi sejak era pra-fotografi, fotografi analog, hingga fotografi digital. Paradigma pemikiran kritis tentang fotografi bergeser ke arah kultural, dengan fokus penelahaan pada makna fotografi bagi pengalaman hidup manusia. Pada titik ini estetika fotografi mengalami sebuah tantangan ke tingkat yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Estetika fotografi dihadapkan pada sebuah situasi yang problematis dan kompleks ketika berhadapan dengan status seni fotografi. Perspektif pengalaman estetik Carrollian dapat digunakan sebagai jalan keluar untuk mengatasi kerumitan tersebut.