dc.contributor.author |
Wigono, Tito Gunawan |
|
dc.contributor.author |
Santoso, Amirani Ritva |
|
dc.contributor.author |
Herwindo, Rahadhian Prajudi |
|
dc.contributor.author |
Wijayaputri, Caecilia |
|
dc.contributor.author |
Wicaksono, Dimas Hartawan |
|
dc.date.accessioned |
2017-01-20T07:00:33Z |
|
dc.date.available |
2017-01-20T07:00:33Z |
|
dc.date.issued |
2015 |
|
dc.identifier.other |
140498 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/610 |
|
dc.description |
Research Report - Engineering Science (Vol.1 2015) |
en_US |
dc.description.abstract |
Tahura Ir. H Djuanda merupakan kawasan penting di kota Bandung yang memiliki multifungsi. Fungsi utama Tahura pada saat ini sebagai area konservasi alam yang dapat menimbulkan dampak positip bagi perkembangan kota Bandung. Dalam rangka mendukung Pariwisata di Kota Bandung ke depan Tahura memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, khususnya mendukung pariwisata yang berbasis pada Eco-Culture. Potensi penting yang akan dikembangkan dalam desain adalah Curug Dago sebagai bagian dari Tahura. Curug Dago sebagai kawasan bersejarah ternyata tidak memiliki sarana yang memadai khususnya dalam pengembangan wisata alam dan budaya. Curug Dago terkesan tanpa koneksitas yang memadai jika dikaitkan dengan TAHURA. Terkesan Tidak ada jalur dan program-program memadai yang dapat menghubungkan kedua titik penting tersebut. Karena letaknya yang memang terpisah. Curug Dago semestinya dapat menjadi jembatan yang strategis bagi kedua Negara Indonesia dan Thailand, khususnya sejarah dan budaya Pengembangan gagasan Eco-Culture tidak dapat dilepaskan pada aspek kesinambungan antara Curug Dago dan TAHURA. Curug Dago memiliki nilai kesejarahan yang kuat bagi kota Bandung. Oleh karena itu untuk mendukung Pariwisata yang berbasis pada Eco-Culture diperlukan pengembangan potensi-potensinya, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan TAHURA secara keseluruhan. Diharapkan melalui kajian ini akan didapatkan model pengembangan desain yang dapat menyatukan curug Dago dengan TAHURA secara utuh dalam wujud fisik yakni berupa arsitektur. Arsitektur dapat menjadi salah satu pendorong terjadinya perubahan, baik menyangkut fisik kawasan maupun aspek sosial masyarakat seperti perilaku-budaya, dsb. Dengan demikian kajian ini akan dapat mendukung pembangunan di Kota Bandung menuju kota yang humanis dan livable serta didukung oleh kreativitas masyarakatnya. Hal ini diharapkan juga berdampak positif bagi peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar curug ini. |
en_US |
dc.publisher |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAR |
en_US |
dc.title |
Pengembangan potensi kesejarahan TAHURA (Taman Hutan Raya) Ir. H Djuanda dalam arsitektur kawasan pariwisata yang berbasis pada eco-culture koneksitas Curug Dago-Tahura |
en_US |
dc.type |
Research Reports |
en_US |