dc.description.abstract |
Apartemen Dago Butik di Bandung adalah salah satu apartemen generasi pertama (2002an) di Bandung yang diperuntukkan bagi masyarakat umum yang berpenghasilan menengah ke atas, yang hingga kini masih dihuni. Apartemen Gateway adalah salah satu apartemen dengan kategori yang serupa dengan apartemen Dago Butik, yang saat ini juga telah selesai dibangun. Apartemen Dago Butik berada pada lahan yang kondisinya memaksa rancangan blok bangunannya menghadap dominan ke arah Barat dan Timur. Apartemen Gateway berada pada lahan yang memungkinkan rancangan blok bangunannya menghadap ke arah Utara dan Selatan. Apartemen Dago Butik dirancang dengan tipologi bangunan tunggal, adapun apartemen Gateway dirancang dengan tipologi multi massa. Kondisi masa perancangan/pembangunan; orientasi bangunan; tipologi bangunan; dan luas lahan, yang berbeda pada kedua apartemen tersebut, merupakan hal yang menarik untuk diteliti, mengingat variabel tersebut merupakan penentu yang penting terkait dengan peluang kedua bangunan tersebut untuk menjadi green building, karena tiga variabel yang disebut terakhir itu berpengaruh besar terhadap prasyarat untuk menjadi green building. Diantara prasyarat yang paling penting bagi sebuah bangunan untuk menjadi bangunan hijau adalah koefisien ruang hijau dan nilai overall thermal transfer value (OTTV). Koefisien daerah hijau minimum adalah 50 % untuk bangunan tinggi fungsi perumahan, dan nilai OTTV maksimum adalah 38 watt/m2. Tanpa memenuhi prasyarat tersebut, sebuah bangunan tidak akan mendapat predikat sebagai bangunan hijau walaupun persyaratan dan kriteria lainnya sangat memenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peluang untuk apartemen Dago Butik dan Apartemen Gateway untuk memperoleh predikat bangunan hijau ditinjau dari sudut pandang prasyarat utama yaitu dari kriteria tersedianya ruang hijau dan kriteria perhitungan OTTV. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Survai lapangan dilakukan untuk mendapatkan data (1) rancangan blocking massa bangunan dan ruang hijau berupa gambar rencana tapak dan rencana ruang hijau pada bangunan untuk menghitung prosentase ruang hijau yang tersedia, dan (2) rancangan bangunan berupa gambar denah, tampak dan potongan bangunan; serta bahan bangunan selubung bangunan untuk menghitung OTTV. Fakta yang terungkap menunjukkan bahwa OTTV pada kedua bengunan yang distudi sudah memenuhi syarat GBCI, namun tidak memenuhi persyaratan dalam hal ruang terbuka hijau. Untuk itu diperlukan penambahan ruang terbuka hijau pada halaman dan pada bangunan. Hal itu merupakan temuan yang berguna untuk diterapkan dalam menunjang pembangunan dan pengembangan hunian vertikal yang mempunyai predikat bangunan hijau, dan selanjutnya diharapkan dapat memberi peluang bagi kehidupan di perkotaan dengan kualitas yang lebih baik di masa depan. |
en_US |