Abstract:
Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat sehingga terbentuklah opini publik. Penyajian berita oleh dua portal berita yang berbeda dalam kasus yang sama dapat memiliki implikasi yang berbeda apabila memiliki kepentingan yang berbeda. Dalam kasus kekerasan yang menimpa Nirmala Bonat, buruh migran perempuan Indonesia yang bekerja di Malaysia, Detik.Com sebagai media asal negara pengirim buruh migran dan The Star Malaysia sebagai negara asal pelaku kasus kekerasan tentu memiliki pendekatan dan gaya pemberitaan yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan data kualitatif melalui situs web, jurnal, buku, artikel, serta wawancara. Di samping itu, penelitian ini menggunakan konsep media framing sebagai alat untuk menganalisis bagian-bagian dan makna yang ditransmisikan dalam berita. Ada empat aspek media framing, yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retorik. Di samping media framing, prioritas masing-masing media atau agenda setting juga diperlukan dalam menganalisis kepentingan masing-masing media.
Penelitian menunjukkan bahwa Detik.Com selaku media massa dari negara pengirim buruh migran cenderung memberitakan hal-hal negatif tentang Malaysia dan pelaku kekerasan dengan gaya bahasa yang frontal untuk membentuk opini publik bahwa di Malaysia sering terjadi kasus kekerasan terhadap buruh migran dan tidak diproses dengan adil. Sebaliknya, The Star Malaysia selaku media massa dari negara asal pelaku kekerasan memberitakan perkembangan kasus Nirmala Bonat secara terus-menerus untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional akan pemerintah dan lembaga hukum Malaysia yang adil.