Abstract:
Permukiman di tepi Sungai Musi terbentuk melalui proses adaptasi arsitektural terhadap lingkungan
sekitarnya, baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial. Lingkungan alami meliputi kondisi
geografis tepi Sungai Musi, yaitu kondisi tanah rawa, siklus pasang surut, dan iklim tropis. Sedangkan
lingkungan sosial meliputi aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, dan aspek spiritual. Penelitian ini
merupakan penelitian studi kasus, bertujuan mengungkap dan mempelajari proses adaptasi arsitektural
pada permukiman di tepi Sungai Musi yang terbagi menjadi tiga zona, yaitu di daratan asli, daratan
sedimentasi, dan di atas air. Arsitektur permukiman ditelaah melalui lingkungan fisik permukiman dan
arsitektur huniannya. Aspek lingkungan yang diamati antara lain hubungan air dan darat, pola jaringan
jalan, pola ruang dan massa, serta orientasi bangunan. Pada arsitektur hunian, aspek yang diamati antara
lain posisi dan orientasi terhadap lingkungan, tata ruang dalam, tipologi bangunan, dan tektonika
bangunan. Analisis lingkungan fisik permukiman dan arsitektur hunian dilakukan dengan interpretasi
elemen-elemen pembentuk dan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap teori adaptasi arsitektural sebagai
teori utama, baik itu adaptasi perilaku maupun adaptasi bangunan. Hasil penelitian ini adalah tipe, proses,
dan produk adaptasi arsitektural serta aspek-aspek dominan yang mempengaruhi terbentuknya
permukiman pada kasus studi. Hasil penelitian dapat memperkaya ilmu arsitektur mengenai proses
adaptasi arsitektural, juga menjadi pedoman dalam mengembangkan arsitektur permukiman, khususnya di
tepi sungai agar selaras dengan lingkungannya.