Asesmen maturitas manajemen risiko untuk organisasi publik pengguna jasa dan korelasinya terhadap kinerja

Show simple item record

dc.contributor.advisor Wibowo, Andreas
dc.contributor.author Hermawan, Virgeovani
dc.date.accessioned 2018-03-28T04:11:21Z
dc.date.available 2018-03-28T04:11:21Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other tes1846
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/5435
dc.description.abstract Manajemen risiko mempunyai peranan yang sangat penting dalam proyek konstruksi. Oleh karena itu, manajemen risiko digunakan untuk mengukur maturitas manajemen risiko organisasi (MR). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur maturitas MR (MMR) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR), sebagai klien terbesar di industri konstruksi Indonesia, dan mengukur korelasi dengan kinerja organisasi Kementerian. Penelitian ini mengadaptasi model MMR yang dikembangkan oleh Taufik (2015). Dalam model ini, kriteria maturitas manajemen risiko dikelompokkan menjadi empat yaitu "budaya organisasi", "proses manajemen risiko," "sumber daya manajemen risiko," dan "pelaksanaan manajemen risiko." Setiap kriteria manajemen risiko diberikan bobot spesifik yang mencerminkan kepentingannya dalam hal MMR. Kriteria "budaya organisasi" dianggap sebagai kriteria yang paling penting (w = 32,7%) dan tiga kriteria lain mempunyai nilai hampir sama dengan jumlah skor total lainnya. Tesis ini mengurangi jumlah subkriteria dari semula 34 menjadi 31. Langkah untuk mengukur kinerja dikaitkan dengan anggaran, waktu, ruang lingkup kerja, dan aspek kualitas dan dinyatakan dalam skala lima poin. Sebanyak 65 responden dari berbagai unit di bawah KPUPR ikut serta dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, KPUPR memiliki skor tertimbang 1,40 dari 3,00 (atau 46,80 dari 100,00), yang berarti MMR-nya masuk dalam kategori "level 2 atau novice". "Budaya organisasi" memperoleh angka tertinggi di seluruh kriteria (1,84), memasukkannya ke kategori "level 3 atau normalized" sedangkan kriteria yang lainnya memiliki skor berkisar antara 1,08 sampai 1,25, cukup untuk hanya "level 2 atau novice ". Di bawah kriteria "organisasi Budaya "," tata kelola organisasi "memperoleh nilai tertinggi (2,26), di bawahnya "prosedur manajemen risiko" adalah "identifikasi risiko "(1,58), di bawahnya "sumber manajemen risiko" adalah "kemampuan perubahan" (1.65), dan di bawahnya "penerapan manajemen risiko" adalah "proses bisnis berbasis risiko" (1.48). Di sisi lain, kinerja organisasi memperoleh nilai "memuaskan" (3,74 dari 5,00) Namun, hasil analisis menunjukkan bahwa korelasi antara MMR dan kinerja bersifat lemah dan secara statistik tidak signifikan (r = 0,034, p = 0,79). en_US
dc.publisher Program Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject Kematangan en_US
dc.subject Manajemen Risiko en_US
dc.subject Kinerja en_US
dc.subject Deskriptif en_US
dc.subject Korelasi en_US
dc.subject Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat en_US
dc.title Asesmen maturitas manajemen risiko untuk organisasi publik pengguna jasa dan korelasinya terhadap kinerja en_US
dc.type Master Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013831038
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI810#Teknik Sipil


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account