Abstract:
Kegiatan estimasi biaya dalam proyek konstruksi penting dilakukan untuk memperoleh total biaya proyek yang dibutuhkan. Studi kasus yang digunakan adalah bangunan gedung serbaguna Yayasan Suryakanti, Jln. Cimuncang, Bandung. Kasus ini dipilih karena mewakili pekerjaan struktural baik beton maupun baja. Perhitungan yang dilakukan merupakan perhitungan harga satuan rata-rata untuk biaya langsung yang memiliki pengaruh besar dalam keseluruhan biaya. Sebagai pembanding adalah beberapa perusahaan konstruksi di Jakarta, Indramayu dan Bandung.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa analisis harga satuan dengan metode BOW masih dapat digunakan untuk pekerjaan yang dilakukan dengan cara konvensional. Metode BOW tidak tepat digunakan (1) untuk pekerjaan yang menggunakan teknologi modern dan (2) untuk pekerjaan balok serta pelat beton karena mahalnya harga satuan bekisting dan perancah. Analisis harga satuan untuk baja (Bina Marga) juga masih dapat digunakan. Kedua metode tersebut perlu dikoreksi sesuai dengan kondisi masing-masing proyek. Hasilnya dapat digunakan konsultan dalam menentukan plafond budget untuk estimasi biaya wajar (fair-cost estimate) bagi pemilik. Dengan demikian, kontraktor masih dapat memperoleh keuntungan yang wajar, tetapi hurga pasar yang berlaku dan persaingan dalam mekanisme tender akan membentuk penawaran terendah yang masih dapat dipertanggungjawabkan (the lowest responsible bid).