Abstract:
Quadratic Assignment Problem (QAP) adalah suatu permasalahan untuk
mengalokasikan beberapa fasilitas pada tempat yang tersedia, dimana terdapat
interaksi antar fasilitas-fasilitas tersebut. Quadratic Assignment Problem (QAP)
yang sederhana melibatkan jumlah lokasi sama dengan jumlah fasilitas yang
tersedia.
Pada dunia nyata, masalah Quadratic Assignment Problem (QAP) dapat
muncul pada pabrik yang baru akan dibangun. Pabrik hanya memiliki luas lokasi
tertentu untuk menempatkan sejumlah fasilitas yang ada. Pabrik akan mengalami
kesulitan untuk membagi luas lokasi tersebut menjadi beberapa lokasi untuk
menempatkan fasilitas yang ada sehingga biaya perpindahan antarfasilitas dapat
diminimasikan.Permasalahan diatas termasuk kasus Quadratic Assignment
Problem (QAP) yang dimodifikasi dan menggunakan metode slicing structure
untuk membagi lokasi. Masalah yang dihadapi pada kasus Quadratic Assignment
Problem (QAP) yang dimodifikasi adalah cara pembagian lokasi dan
penempatan fasilitas pada lokasi yang tersedia sedangkan kendala pada
Quadratic Assignment Problem (QAP) yang dimodifikasi adalah rasio
perbandingan panjang sumbu-x dengan panjang sumbu-y fasilitas dan bentuk
lokasi yang tersedia.
Algoritma Viral Vystems merupakan salah satu metode heuristic yang
dapat menyelesaikan masalah kombinatorial Quadratic Assignment Problem
(QAP) yang dimodifikasi. Viral Systems sendiri mempunyai dua cara replikasi
lytic, yaitu : massive infection dan selective infection. Pada penelitian ini
digunakan algoritma Viral Systems untuk menyelesaikan permasalahan diatas.
Dengan menggunakan algoritma yang efisien, dapat mempermudah pencarian
solusi dari suatu masalah kombinatorial.
Algoritma Viral Systems yang dibuat akan diterapkan pada 3 kasus dan 1
kasus tambahan untuk menentukan nilai besar penalti dan range rasio yang akan
digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa parameter yang
mempengaruhi pencarian solusi f(x). Pada kasus 1, interaksi parameter Pi, Pr,
dan LNR0; Pi, Pr, dan Jenis Infeksi; Plt, Pr, LNR0, dan LIT0, kasus 2a interaksi
parameter Pr, LIT0, dan Jenis Infeksi, kasus 2b interaksi parameter Pi dan Jenis
Infeksi; Pr dan LNR0; dan Plt, Pi, LIT0, dan Jenis Infeksi mempegaruhi pencarian
solusi f(x) dan kasus 3 tidak ada interaksi paremeter yang berpengaruh dalam
pencarian solusi f(x). Selain itu, dapat disimpulkan besar penalti yang sebaiknya
digunakan pada kasus 1 adalah nilai flow maksimum; pada kasus 2a, nilai flow
maksimum dikalikan jumlah fasilitas; pada kasus 2b, setengah nilai flow
maksimum dan pada kasus 3, setengah nilai flow maksimum.