Abstract:
Pada era globalisasi seperti sekarang ini persaingan antar industri semakin ketat satu sama lain. Industri dituntut harus dapat memenuhi aspek-aspek seperti: kualitas, harga, dan ketepatan waktu dalam mengirimkan produk. Untuk memenuhi ketiga faktor tersebut, proses produksi yang dilakukan harus berjalan dengan baik. Proses produksi dapat berjalan baik karena didukung oleh prosedur perawatan yang baik pula. Prosedur perawatan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan.
PT X merupakan industri yang menghasilkan kain dengan proses dying dan proses printing. PT X memiliki beberapa mesin, seperti: mesin GS, mesin Heat Setting, mesin J-Box, mesin Calender, mesin Boiler, mesin Padder, dan sebagainya. Sebagian besar mesin di PT X memerlukan sumber uap panas dalam melakukan proses produksi. Sumber uap panas yang digunakan berasal dari mesin boiler. Oleh karena itu apabila mesin boiler rusak, maka proses produksi akan terhenti dan mengakibatkan target produksi tidak tercapai. Selain itu, kerusakan pada mesin juga dapat mengakibatkan cacat pada produk. Saat ini pada PT X telah dilakukan perawatan untuk menjaga kestabilan mesin boiler, yaitu perawatan preventive dan corrective. Akan tetapi mesin boiler masih sering mengalami downtime, contohnya mesin boiler berhenti beroperasi karena kerusakan komponen. Downtime dapat terjadi karena perawatan yang dilakukan tidak mempunyai prosedur yang tetap, tidak ada pencacatan/dokumentasi tentang perawatan yang dilakukan, dan sering terjadi kesalahpahaman antara tugas pemeliharaan yang dilakukan oleh operator dan bagian maintenance.
Untuk mengurangi downtime yang terjadi pada mesin boiler, maka dirancang usulan prosedur perawatan preventive dengan menerapkan autonomous maintenance. Autonomous maintenance dipilih karena dengan autonomous maintenance kerusakan mesin dapat lebih cepat terdeteksi dan mesin lebih terawat. Autonomous maintenance berfungsi untuk memberikan tanggung jawab lebih kepada operator dalam melakukan pemeliharaan/perawatan mesin. Dalam membuat prosedur perawatan yang menerapkan autonomous maintenance digunakan metode Failure Mode Effect and Criticality Analysis (FMECA) untuk mengetahui mode kegagalan yang terjadi, efeknya, penyebab dari kegagalan, dan komponen-komponen kritis dari mesin boiler.
Berdasarkan hasil FMECA diusulkan prosedur perawatan preventive dengan menerapkan autonomous maintenance berupa autonomous maintenance standar harian, autonomous maintenance standar mingguan, one point lesson dan form-form untuk membantu dalam hal dokumentasi/pencacatan kegiatan perawatan. Usulan prosedur perawatan ini telah membagi tugas pemeliharaan antara operator dan bagian maintenance, sehingga diharapkan dapat mengatasi kesalahpahaman antara operator dengan bagian maintenance. Dengan demikian, perawatan yang dilakukan PT X dapat mempunyai suatu prosedur yang tetap dan diharapkan dapat mengurangi downtime mesin akibat kerusakan.