Abstract:
Penggunaan material lempung Sukabumi dapat dijadikan alternatif sebagai bahan baku
pembuatan keramik. Menurut pihak Balai Besar Keramik kualitas keramik berglasir di Indonesia masih
mempunyai tingkat kecacatan sifat tampak yang tinggi. Salah satunya adalah cacat pinhole yang ada
pada permukaan keramik tableware. Cacat pinhole ini termasuk ke dalam cacat yang memberikan
kerugian ekonomis paling tinggi, karena keramik yang memiliki cacat pinhole tidak dapat dijual.
SNI kualitas sifat tampak keramik tableware tertuang dalam SNI 7275:2008 tentang Keramik
Berglasir-Tableware-Alat Makan dan Minum dan SNI ISO 10545-2:2010 tentang ubin keramik-bagian
2: penentuan dimensi dan mutu permukaan. Pada SNI tersebut standar sifat tampak permukaan
keramik tableware adalah tidak boleh ada cacat pinhole yang berdiameter > 0,1 mm dan 95% dari luas
permukaan keramik tidak boleh terdapat cacat pinhole. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Response Surface Methodology (RSM). Dengan menggunakan metode RSM ini, dapat
diketahui kombinasi level faktor proses pembuatan keramik tableware yang memenuhi standar kualitas
permukaan yang ada di SNI.
Dari hasil penelitian ini, faktor yang memberi pengaruh secara signifikan terhadap kualitas
permukaan keramik tableware adalah lama waktu pembakaran keramik berglasir, suhu pembakaran
keramik berglasir, dan cara pengglasiran. Level faktor yang diusulkan adalah waktu pembakaran glasir
selama 0,39 jam, suhu pembakaran glasir sebesar 1286,210C, dan cara pengglasiran dengan dikuas.
Dari hasil implementasi terhadap usulan level faktor, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata respons
hasil percobaan konfirmasi adalah 95% dari luas permukaan keramik tidak memiliki cacat yang tampak
ke permukaan. Hal ini menunjukkan bahwa level faktor yang diusulkan, mampu memenuhi kualitas SNI
permukaan keramik tableware.