Produksi biodiesel dari minyak goreng bekas

Show simple item record

dc.contributor.author Ardiyanti, Agnes Retno
dc.contributor.author Utomo, Johan
dc.date.accessioned 2018-01-31T09:24:37Z
dc.date.available 2018-01-31T09:24:37Z
dc.date.issued 2003
dc.identifier.other 94005
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/4995
dc.description Laporan Penelitian en_US
dc.description.abstract Kelangkaan sumber energi merupakan masalah yang semakin merebak akhir-akhir ini. Bahan bakar fosil, seperti minyak diesel, semakin menipis, mahal, dan terbukti telah memberi kontribusi yang signifikan terhadap pencemaran lingkungan. Salah satu cara yang potensial untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel, suatu bahan bakar alternatif yang dalam penggunaannya tidak memerlukan modifikasi mesin diesel. Biodiesel diperoleh dari reaksi transesterifikasi trigliserida (seperti minyak nabati) dengan alkohol menggunakan katalis asam dan basa. Pada penelitian ini diuji pengaruh berbagai variabel proses, yaitu jenis dan variasi katalis basa NaOH dan KOH, jenis dan konsentrasi katalis asam (H2S04), dan pengaruh jenis dan jumlah reaktan metanol dan etanol. Pengaruh variabel proses tersebut diujikan pada minyak nabati baru (minyak goreng baru) dan minyak goreng bekas. Penggunaan minyak goreng bekas akan menekan harga biodiesel yang sampai saat ini belum kompetitif akibat subsidi terhadap minyak diesel. Selain itu disusun suatu rancangan pabrik biodiesel untuk melihat kelayakannya secara ekonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis basa lebih baik daripada asam. Katalis NaOH memperlihatkan hasil optimum pada konsentrasi 3,5% - b/v , namun KOH sampai konsentrasi 1,4 %- b/v masih memperlihatkan peningkatan karakteristik biodiesel yang dihasilkan. Katalis asam pada jumlah kecil , yaitu 0,1% - v/v, tidak mampu mengkatalis reaksi. Metanol memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan etanol, namun pada penelitian ini belum tampak jumlah optimum etanol yang sebaiknya digunakan, sementara metanol optimum pada perbandingan dengan minyak 6:1. Reaksi transesterifikasi mampu memperbaiki karakteristik minyak bekas secara sangat signifikan walaupun belum memperoleh hasil yang sesuai standar. Pretreatment tidak banyak meningkatkan karakteristik biodiesel dari minyak nabati bekas. Biodiesel dari minyak bekas memiliki viskositas mencapai 7,86 mm2/s, yang cukup dekat dengan standar biodiesel ASTM, yaitu antara 1,6 - 6 mm2/s. en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject BIOTEKNOLOGI en_US
dc.title Produksi biodiesel dari minyak goreng bekas en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account