Perbaikan lingkungan kerja di sektor alas kaki informal Cibaduyut dengan Participatory Ergonomics : studi kasus di tiga bengkel

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sukapto, Paulus
dc.contributor.advisor Djojosubroto, Harjoto
dc.contributor.author Nugraha, Diva Agung
dc.date.accessioned 2018-01-31T06:15:40Z
dc.date.available 2018-01-31T06:15:40Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other 6111135
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/4960
dc.description 4548 - FTI en_US
dc.description.abstract Industri alas kaki merupakan industri padat karya yang membutuhkan ketampilan dalam proses produksinya. Di Indonesia, industri alas kaki terbagi menjadi sektor formal dan sektor informal. Secara umum, pekerja dan pengelola bengkel pada sektor alas kaki informal memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Persepsi dan pengetahuan mereka mengenai keselamatan juga rendah. Sementara dalam kegiatan sehari-harinya, interaksi pekerja terhadap perkakas & mesin berbahaya serta bahan-bahan B3 merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Selain itu, kondisi kerja yang relatif buruk dapat menjadi kondisi tidak selamat di lingkungan kerja. Dengan demikian, pada sektor alas kaki informal ini, diperlukan suatu upaya dalam perbaikan lingkungan kerja. Participatory Ergonomics merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam upaya perbaikan lingkungan kerja. Penelitian ini dilakukan pada tiga bengkel alas kaki informal Cibaduyut. Langkah yang dilakukan mencakup evaluasi dan analisis kondisi lingkungan kerja serta evaluasi iklim keselamatan. Evaluasi dan analisis kondisi lingkungan kerja dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar periksa yang terdapat pada ILO-PATRIS (Pelatihan Aksi Bersama Untuk Sektor Informal). Kemudian, persepsi pekerja dan pengelola bengkel mengenai keselamatan dievaluasi menggunakan metode The Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50). Berdasarkan hasil NOSACQ-50, rata-rata iklim keselamatan pekerja memiliki nilai rendah (Dimensi 1) dan cukup rendah (Dimensi 2,3,5). Sedangkan, rata-rata iklim keselamatan pengelola memiliki nilai rendah (Dimensi 5) dan cukup rendah (Dimensi 1). Berdasarkan ILO-PATRIS, dihasilkan beberapa aspek perbaikan prioritas yang harus diterapkan pada lingkungan kerja, mencakup lingkungan fisik, bangunan, fasilitas kesejahteraan, ergonomi, peralatan kerja, peralatan perlindungan diri (PPD) dan pengelolaan harian. Berdasarkan Participatory Ergonomics, terdapat beberapa solusi perbaikan yang berhasil diaplikasikan selama penelitian diantaranya : peningkatan sirkulasi udara pada pekerja upper & lasting, peningkatan sumber pencahayaan alami pada ruang grinding, peningkatan kenyamanan pada perkakas, perancangan alat pelindung jari, modifikasi kursi kerja dengan sandaran, serta instalasi plafon untuk menutup sumber berbahaya dari atap Asbes. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject Participatory Ergonomics en_US
dc.subject ILO-PATRIS en_US
dc.subject NOSACQ-50 en_US
dc.title Perbaikan lingkungan kerja di sektor alas kaki informal Cibaduyut dengan Participatory Ergonomics : studi kasus di tiga bengkel en_US
dc.type Unpublished Student Papers en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account