Abstract:
Desa Cukanggenteng yang terletak di Ciwidey, Kabupaten Bandung, memiliki permasalahan ketersediaan air bersih. Air yang digunakan saat ini berasal dari sumur galian, dan juga dari air sungai untuk memenuhi kebutuhan warga. Kondisi air sungai yang digunakan cenderung keruh karena kandungan organik yang cukup tinggi, sehingga tidak baik bagi kesehatan. Saat ini telah diterapkan sistem penyaringan bertahap yang relatif sederhana, dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh. Sistem dengan skala rumahan telah berhasil diterapkan di Kantor Kepala Desa Cukanggenteng, sedangkan sistem yang lebih besar berhasil diterapkan di Masjid untuk memenuhi kebutuhan Masjid dan warga sekitar.
Meninjau keberhasilan dari penerapan sistem air sederhana di Mesjid, kami diminta untuk membantu pengolahan air baku di SDN Cukanggenteng yang sangat keruh dan berbau karena langsung berasal dari air sisa sistem pengairan sawah dan air sumur gali sedalam 20 meter. Adapun tujuan dari pengabdian ini adalah membuat sistem pengolahan air sederhana untuk pengolahan air baku SDN Cukanggenteng yang akan dikerjakan bersama antara mahasiswa HMPSTK dengan pengurus SDN setempat dan memberikan workshop dan penyuluhan sederhana hidup bersih kepada siswa siswi SDN Cukanggenteng. Penyuluhan kesehatan diberikan dengan menimbang kurangnya pengertian, pengetahuan dan aplikasi hidup sehat yang terlihat dari pengamatan dan diskusi dengan guru-guru mengenai cara hidup sehari-hari siswa siswi SDN tersebut yang kurang memenuhi standar kebersihan. Secara garis besar kegiatan pengabdian yang akan dilakukan kali ini akan dibagi menjadi dua macam kegiatan, yaitu (1) pemasangan sistem penyaringan air di SDN Cukanggeteng (2) penyuluhan kesehatan sederhana untuk siswa siswi SDN Cukanggenteng.
Kegiatan yang telah dilakukan memberikan dampak positif terhadap seluruh stakeholders yang terlibat dalam kegiatan pengabdian ini. Hal pertama yang tampak nyata adalah kegembiraan guru-guru dan siswa yang memperoleh sumber air bersih. Kegiatan ini menunjang hubungan kerjasama antara Universitas Katolik Parahyangan dengan Desa Cukanggenteng dan menjadikan desa tersebut sebagai satu dari tiga kandidat desa mandiri di kecamatan Pasir Jambu. Bagi tim pengabdian dan volunteer mahasiswa, kegiatan pengabdian berdampak positif mengembangan dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki dengan berpraktek langsung memecahkan masalah nyata yang ada di lapangan, selain rasa kepuasan atas keberhasilan kegiatan pengabdian ini.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian yang dilakukan telah berhasil menyediakan kebutuhan air bersih bagi SDN 1 Cukanggenteng, di mana air yang diperoleh sudah memenuhi standard air bersih berdasarkan SK Menkes No 416/MEN.KES/PER/IX/1990, dengan nilai kekeruhan maksimum 25NTU (MenKes 1990), dan hampir memenuhi standard air minum yang ditetapkan oleh SK MENKES No 907/MENSKES/SK/VII/2002 dengan kekeruhan air maksimum 5NTU (MenKes 2002), serta memberikan pengalaman berharga bagi tim yang terlibat dalam pengabdian ini.