Abstract:
Program Studi Hubungan Internasional UNPAR dan Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) bekerjasama untuk mengadakan “Citizen Hearing”, sebuah kegiatan yang dilakukan dengan mengadopsi format Focus Group Discussion (FGD) yang menjadikan masyarakat desa sebagai narasumber. Kegiatan ini dilakukan karena YSTC menemukan kendala bahwa seringkali proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan di tingkat desa maupun kabupaten/kota tidak dilandasi oleh semangat dialog dan musyawarah mufakat yang memadai. Sebagian besar kebijakan dari aparat di tingkatan tersebut masih bersifat bias (top-down) dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat. Lebih dari itu, terkadang masyarakat pun tidak memiliki nyali untuk mengemukakan pendapatnya sehingga akhirnya komunikasi pemerintah dan masyarakat tidak berjalan dengan baik.
Maka dari itu, YSTC dan Prodi UNPAR berkehendak menjadi perantara bagi masyarakat desa dan pemerintah sehingga komunikasi dapat mulai terbangun. Pada kesempatan kali ini, Citizen Hearing akan memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk berbincang mengenai isu-isu kesehatan, khususnya imunisasi, kematian bayi, keselamatan berkendara bagi anak, dan pernikahan anak. Tidak berhenti pada FGD di tingkat desa, kegiatan ini akan dilanjutkan ke tingkat berikutnya, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Bahkan, Yayasan YSTC sangat berharap hasil rekomendasi Citizen Hearing ini dapat dibawa oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia ke World Health Assembly (WHA) yang akan diadakan pada Mei 2017. Citizen Hearing dimulai pada Maret 2017 dengan melibatkan para dosen dan mahasiswa Prodi Hubungan Internasional UNPAR. Dosen berperan sebagai reviewer, sementara mahasiswa menjadi notulen yang mencatat dan melaporkan seluruh isi diskusi.