Abstract:
Bangunan-bangunan cagar budaya tradisional ikonik di Bali kini masih bertahan dan berfungsi, namun belum optimal pelestariannya. Tujuan studi ini mendeskripsikan pelestarian aspek bentuk-fungsi arsitektur, melalui pengungkapan nilai-nilainya, elemen arsitektur signifikan, dan konsep tindakan pelestarian. Penelitian deskripsi-eksplanatif ini melalui pendekatan Teori Arsitektur, Budaya Bali, dan Teori Pelestarian. Objek studi adalah Puri Saren di Ubud Bali, dengan kasus studi Bale Ukiran palebahan Saren Rangki dan Bale Meten palebahan Saren Kangin Delodan. Nilai Budaya Bali Tri Hita Karana diterapkan pada tata ruang Puri Saren Ubud dan ke-dua palebahan tersebut melalui konsep Tri Angga - Sanga Mandala, dan pada bangunan bale Ukiran- bale Meten melaui konsep Tri Angga. Filosofi Budaya Bali Desa Kala Patra diterapkan pada pemutahiran material bangunan dan adaptasi ruang-material-ukiran bangunan pada tuntutan kekinian. Konsep tindakan pelestarian tata ruang palebahan Saren Rangki dan Saren Kangin Delodan adalah preservasi terkait bentuk tatanannya masih seperti aslinya dan terawat baik, namun bagian aling-aling perlu dibersihkan dari lumut (kori Saren Kangin sebaiknya direhabilitasi). Konsep tindakan pelestarian Bale Ukiran dan Bale Meten adalah preservasi, terkait kondisi bangunan masih seperti semula dan terawat baik, namun struktur atap Bale Meten sebaiknya direstorasi menjadi seperti semula.