Abstract:
Indonesia sebagai negara dengan probabilitas bencana yang tinggi sangat memerlukan sebuah strategi penanggulangan bencana. Fase tanggap bencana yang penting adalah preparasi dan respon darurat. Ketidakmampuan untuk memberikan bantuan non uang dan penumpukan bantuan non uang adalah masalah umum dalam lembaga kemanusiaan tanggap bencana. KARINA (Caritas Indonesia) sebagai badan kemanusiaan dari KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) yang bertugas dalam strategi tanggap bencana perlu membangun strategi replenishment bantuan yang baik untuk meningkatkan layanannya. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengusulkan sebuah model dan menggunakan model tersebut untuk menyusun strategi replenishment bantuan yang baik pada kondisi-kondisi bencana tertentu. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, didapatkan sebuah model matematis yang dapat digunakan untuk membangun sebuah strategi replenishment bantuan. Namun demikian model tersebut perlu dimodifikasi sehingga sesuai dengan karakteristik bencana yang dihadapi. Berdasarkan modifikasi model dan pencarian solusi yang dilakukan pada respon darurat dengan tipe permintaan naik, didapatkan karakteristik bahwa semakin pendek periode replenishment bantuan maka akan semakin kecil total biayanya dengan kemungkinan service level yang dialami adalah 96%. Selain itu, potensi-potensi pengembangan penelitian juga dipaparkan.