dc.description.abstract |
Telur merupakan salah satu komoditi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan industri pangan. Konsumsinya yang tinggi berimplikasi pada tingginya limbah yang dihasilkan, yaitu kulit telur. Selama ini limbah kulit telur tidak termanfaatkan, padahal dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi seperti pupuk, suplemen makanan, sumber kalsium, katalis basa, dan biosorbent. Pada penelitian ini, limbah kulit telur akan dimanfaatkan sebagai biosorbent logam Ni(II). Adsorpsi logam Ni(II) dengan menggunakan kulit telur telah dilakukan sebelumnya, akan tetapi adsorpsi dengan kulit telur terkalsinasi belum pernah dilakukan. Padahal kulit telur yang dikalsinasi diketahui memiliki performansi yang lebih baik saat digunakan sebagai adsorbent.
Pada penelitian ini akan dibandingkan performansi kulit telur sebagai adsorbent sebelum dan setelah dikalsinasi. Kulit telur dikalsinasi pada temperatur 900˚C selama 4 jam. Karakteristik material sebelum dan setelah dikalsinasi akan dianalisa menggunakan SEM-EDS dan FTIR. Adsorpsi logam Ni(II) dilakukan pada berbagai parameter: pH (2, 6, dan 9), temperatur (25, 35, 45˚C), dan konsentrasi Ni(II) (10-60ppm). Analisa kadar Ni(II) di dalam larutan dilakukan dengan spektrofotometri UV/Vis menggunakan agen pengkompleks dimethylglyoxime.
Berdasarkan hasil karakterisasi FTIR dan EDS, dapat dilihat bahwa proses kalsinasi yang dilakukan telah berhasil mengkonversi kalsium karbonat di kulit telur menjadi kalsium oksida. Selain itu dari pengamatan dengan SEM dapat diamati bahwa kulit telur yang terkalsinasi memiliki struktur yang lebih teratur dan berpori. Pada variasi pH adsorpsi, diketahui bahwa pH 6 merupakan pH terbaik untuk adsorpsi, dan digunakan untuk keseluruhan penelitian. Berdasarkan isotherm Langmuir dan Dubinin Raduskevich, diketahui bahwa terjadi peningkatan kapasitas maksimum adsorbent sampai 60 kali setelah kalsinasi. Selain itu diketahui juga bahwa adsorpsi yang terjadi secara fisika. Berdasarkan isotherm Temkin diketahui bahwa proses adsorpsi berlangsung secara eksotermis, di mana hal ini juga ditunjukkan dengan kecenderungan penurunan %removal pada variasi temperature. Sementara kinetika adsorpsi Ni(II) pada kulit telur mengikuti kinetika orde 2. |
en_US |