Abstract:
Pemanfaatan spent catalyst menjadi sumber alumina menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan saat ini, mengingat semakin berkurangnya tambang bauksit. Spent catalyst dari PT. Agung Kencana Jaya adalah katalis yang sudah jenuh dan tidak dapat dipergunakan lagi yang mengandung silika dan alumina. Senyawa alumina tersebut dapat didaur ulang dengan metode Bayer, yang terdiri dari tahap ekstraksi reaktif, presipitas, dan
kalsinasi.
Dari sebelumnya diperoleh bahwa konduktivitas yang menurun menunjukkan penurunan konsentrasi NaOH, namun tidak menunjukkan besar konversi atau pembentukan natrium aluminat. Waktu ekstraksi harus ditentukan melalui perubahan konduktivitas dan analisis alumina pada rafinat. Perolehan alumina sangat kecil karena tidak diketahuinya waktu kesetimbangan ekstraksi, tidak tercapainya pH netral, dan tidak terukurnya Al(OH)3 yang terbentuk. Metode pengontakan dan pengadukan pada BR dapat memberikan penurunan pH yang besar mencapai netral.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menentukan waktu ekstraksi reaktif dengan melakukan analisis terhadap konduktivitas dan kandungan alumina rafinat, melakukan pengadukan dan variasi posisi masukan gas pada Batch Precipitator (BP), dan melakukan analisis terhadap hasil N(OH)3 yang dihasilkan. Tujuan akhir dari penelitian adalah
mendapatkan alumina dalam kemurnian dan yield yang tinggi serta proses daur ulang yang efisien.
Hasil penelitian adalah waktu ekstraksi 2 jam merupakan waktu yang optimum karena alumina yang tersisa di rafinat diperoleh sebesar 1%. Penggunaan laju alir gas karbondioksida yang tinggi dengan posisi umpan masuk langsung dalam gelas memberikan endapan aluminium hidroksida yang tertinggi sebesar 17%. Indikator pH dan konduktivitas dapat digunakan untuk menentukan banyaknya endapan aluminium hidroksida yang diperoleh pada tahap presipitasi.