Abstract:
Rantai pasok adalah sebuah sistem yang bertujuan memenuhi kebutuhan atau permintaan yang ada dari setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Sistem rantai pasok memegang peranan penting dalam menentukan performansi suatu industri. Sebuah rantai pasok dapat terdiri dari berbagai pihak, yaitu: pemasok, produsen, distributor atau retailer dan pelanggan yang seringkali berusaha untuk mencapai tujuannya masing-masing. Kompleksitas sebuah rantai pasok tergantung bukan hanya pada jumlah pihak yang terlibat, tetapi juga pada hubungan dan interaksi yang terjadi di antara pihak-pihak tersebut. Sistem Vendors-Managed Inventory (VMI) adalah sebuah praktik yang menjanjikan untuk diterapkan di rantai pasok di Indonesia karena menghasilkan sinergi yang baik antara pemasok dan produsen atau antara produsen dan distributor dan retailernya. VMI adalah sebuah model rantai pasok dimana persediaan produsen dikelola oleh pemasoknya dengan maksud meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi pemenuhan permintaan oleh produsen maupun oleh pemasoknya.
Model-model rantai pasok yang berbasis VMI ini masih belum banyak dibahas di literatur-literatur yang ada kecuali Guneg (2010) dan Yan dan Xu (2002). Kedua artikel tersebut membahas model VMI yang melibatkan satu pemasok dan satu produsen saja. Yan dan Xu (2002) menunjukkan sekumpulan persamaan yang memandu pemasok dan produsen dalam penentuan harga dan kuantitas pasokannya.
Guneg (2010) mempelajari model VMI dengan ketentuan bahwa tingkat persediaan minimum dan maksimum dari produsen harus dipenuhi. Tujuan penelitian fundamental ini adalah mencari metode atau teori baru yang dapat menggambarkan model VMI dimana sebuah pemasok dapat memasok barang kepada lebih dari satu produsen atau retailer. Model analitis dan pendekatan pencarian solusinya akan dibangun di dalam penelitian ini dengan cara mengembangkan model yang ada, yaitu: menambah jumlah produsen atau retailer yang terlibat di dalam rantai pasok. Seperti disebutkan sebelumnya, kompleksitas rantai pasok tidak semata-mata bertambah karena jumlah pihak yang terlibat namun juga karena interaksi antar pihak yang semakin kompleks.
Penelitian Fundamental ini akan dilakukan dalam dua tahap utama, yaitu(1) pengembangan model VMI yang melibatkan banyak produsen atau retailer, dan (2) pengembangan model VMI dengan memperhatikan ketidakpastian permintaan dan waktu pengiriman. Untuk setiap tahap akan dilakukan juga langkah-langkah lainnya seperti verifikasi dan validasi model, pengembangan perangkat lunak dan pengembangan metode pencarian solusi. Di tahun pertama ini, model analitis telah dikembangkan untuk Vendor Managed Inventory yang terdiri dari banyak retailer dan sudah mencoba memasukkan salah satu unsur ketidakpastian, yaitu permintaan.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model VMI dimana persediaan dikelola oleh rantai pasok memiliki keuntungan dari segi ongkos total rantai pasok yang lebih kecil dibandingkan dengan sistem persediaan tradisional. Namun demikian, penelitian
yang lebih lanjut terkait pemecahan masalah yang efisien, serta model ketidakpastian waktu pengiriman atau lead time masih perlu dikembangkan di penelitan berikutnya.