Abstract:
Masalah urbanisasi, keterbatasan lahan, ketidakmampuan masyarakat berpenghasilan rendah, dan permasalahan kota lainnya menyebabkan munculnya permukiman-permukiman kumuh di perkotaan. Salah satu alternatif peremajaan permukiman kumuh adalah dengan membangun rumah
susun. Namun penyediaan rumah susun tanpa disadari telah mengubah wujud kekumuhan tidak saja horisontal tetapi juga vertikal. Buruknya pengelolaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Penjaringan, Pluit milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebabkan menurunnya kualitas fisik lingkungan dan cenderung kumuh. Jika dibandingkan dengan pihak ketiga (swasta) yaitu Rusunawa Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng milik Yayasan Budha Tzu Chi, Indonesia menunjukkan kualitas fisik lingkungan yang baik. Hal ini menarik untuk diteliti sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan degradasi kualitas fisik lingkungan dengan membandingkan sistem pengelolaan pada kedua rusun. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap optimalisasi manajemen pengelolaan di kedua rusun, dan hasil evaluasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas hunian rusunawa dan untuk merumuskan konsep pengelolaan yang optimal.