Abstract:
Pada industri kimia, pemisahan campuran azeotrop merupakan salah satu proses yang sering dilakukan. Pemurnian senyawa pada campuran azeotrop perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Campuran aseton-metanol adalah salah satu contoh campuran azeotrope. Aseton dapat digunakan sebagai pelarut, cairan pembersih, dan agen denaturasi alkohol sedangkan metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk kimia lain. Pemisahan campuran azeotrop dapat dilakukan dengan metode distilasi ekstraktif yang dilakukan secara batch. Kolom distilasi ekstraktif dirancang dengan menggunakaan Chemcad simulation software. Model proses yang sudah divalidasi akan digunakan untuk mempelajari pengaruh jumlah tahap kesetimbangan, tahap pelarut masuk, rasio refluks, dan reboiler duty terhadap peningkatan kemurnian aseton dan metanol. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah tahap kesetimbangan, rasio refluks, dan reboiler duty dapat meningkatkan kemurnian aseton maupun metanol. Kemudian setiap kolom yang berbeda mempunyai tahap pelarut masuk yang menghasilkan kemurnian aseton dan metanol tertinggi. Pada jumlah kolom 24 tahap, kemurnian aseton sebesar 97,34% dapat tercapai dalam waktu 4,6 jam. Sedangkan pada jumlah kolom 14 tahap, kemurnian aseton sebesar 95,03% tercapai dengan waktu 6,7 jam. Perbandingan ini menunjukkan bahwa dengan 10 tahap lebih sedikit dan dengan perbedaan waktu yang tidak jauh kemurnian aseton skala komersial (minimal 95%) sudah dapat tercapai melalui sistem distilasi ekstraktif batch.