Abstract:
Sebagai salah satu elemen penting dalam sistem transportasi, moda transportasi berperan sangat penting dalam menyediakan mobilitas bagi masyarakat. Ada dua jenis kelompok besar moda transportasi, yaitu kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kendaraan tidak bermotor (non-motorized transport/NMT) hingga saat ini masih menjadi moda angkutan yang penting di berbagai negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Kendaraan tidak bermotor menunjukkan peran penting dalam transportasi yang berkelanjutan, misalnya menyediakan mobilitas bagi masyarakat miskin, ramah lingkungan, dan menyediakan lapangan pekerjaan. Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Dalam sistem transportasi kota Bandung terdapat kendaraan tidak bermotor, yaitu sepeda, delman, dan
becak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kakteristik pengoperasian kendaraan tidak bermotor dan menganalisis peran kendaraan tidak bermotor yang beroperasi di Kota Bandung. Penelitian ini akan menggunakan metode pengumpulan data melalui survei. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna
dan pengemudi delman, pengguna dan pengemudi becak, dan pengguna becak. Kuesioner yang digunakan mencakup pengumpulan data mengenai karakteristik finansial, operasional, dan persepsi. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik kendaraan tidak bermotor di Kota Bandung, yaitu bahwa kendaraan tidak bermotor adalah moda yang lambat, digunakan dan dioperasikan oleh masyarakat yang tidak memiliki pilihan alat angkut, merupakan moda berbiaya rendah, dan dioperasikan di daerah permukiman dan di dekat pasar. Dalam sistem
transportasi kota, maka dapat disimpulkan bahwa kendaraan tidak bermotor adalah moda-pengumpan (feeder) pada angkutan umum lainnya. Berdasarkan pendapat pengguna dan pengemudi dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih menerima pengoperasian kendaraan tidak bermotor di Kota Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh penerimaan pengaturan pengoperasian kendaraan tidak bermotor dengan lajur khusus.
Dalam penelitian ini juga dikumpulkan data statistik mengenai sarana dan prasarana transportasi yang ada di Kota Bandung. Berdasarkan data statistik tersebut nampak bahwa kendaraan tidak bermotor berperan kecil dalam hal jumlah moda angkutan umum yang beroperasi Kota Bandung, yaitu sekitar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan tidak bermotor tidak berperan besar dalam hal jumlah
terhadap sistem transportasi kota Bandung. Untuk memperbaiki citra dan meningkatkan peran kendaraan tidak bermotor di Kota Bandung, maka dapat diusulkan beberapa rekomendasi, yaitu perlunya penyediaan
fasilitas yang mendukung pengoperasian kendaraan tidak bermotor, pengaturan pengoperasian kendaraan tidak bermotor pada wilayah tertentu, dan penyusunan kebijakan yang mendukung pengoperasian kendaraan tidak bermotor. Rekomendasi tersebut disusun sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan transportasi Kota Bandung yang berkelanjutan.