Abstract:
Meskipun Buton merupakan daerah penghasil komoditi kacang mete yang
bernilai tinggi namun kenyataannya sebagian besar masyarakat Buton masih hidup dalam kemiskinan. Data tahun 2004 dari 58.391 KK, 64,92% hidup masyarakat Buton masih hidup dalam kemiskinan. Salah satu wilayah dari kabupaten Buton yang masih berada di garis kemiskinan adalah Desa Mone. Jumlah penduduk Mone berkisar 2123 jiwa (492
Kepala Keluarga) dan 80% penduduk Desa Mone adalah petani dan pengkacip jambu mete. Sebagian besar masyarakat Desa Mone masih hidup dalam kemiskinan. Karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka adalah memberikan tambahan modal untuk usaha mereka. Namun jika tambahan modal tersebut dikenakan
bunga maka harus dihitung tingkat bunga yang memang relevan untuk membantu mereka. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis aspek finansial dari para petani dan pengacip mete di Mone Sulawesi Tenggara agar para pengkacip mempunyai gambaran leverage yang dapat dipertimbangkan dalam menata permodalannya. Dari hasil penelitian
diperoleh tingkat bunga pinjaman yang dikenakan kepada mereka haruslah dibawah 7,68%. Hal ini ditunjukkan dengan IRR nya sebesar 7,68 % artinya penghasilan mereka baru memadai untuk membayar kebutuhan hidup sehari-hari dan bunga pinjamannya. Jika pinjaman yang diberikan diatas tingkat bunga tersebut, para pengkacip tidak dapat mengembalikan bunga pinjamannya atau tetap hidup berkekurangan bahkan berhutang.