Akses pasar untuk komoditi kacang mete dan rumput laut Sulawesi Tenggara

Show simple item record

dc.contributor.author Gunawan, Theresia
dc.date.accessioned 2017-11-28T07:57:30Z
dc.date.available 2017-11-28T07:57:30Z
dc.date.issued 1900
dc.identifier.other 127386
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/4312
dc.description Laporan Penelitian en_US
dc.description.abstract Buton sebagai daerah pesisir yang kaya hasil laut dan perkebunan seharusnya mampu membawa masyarakatnya pada tingkat kesejahteraan. Namun kenyataan menunjukkan masyarakat Buton masih hidup dalam kemiskinan. Angka kemiskinan tahun 2004 dari 58.391 KK, 64,92 % hidup dalam kemiskinan. Berhadapan dengan situasi ini, JPKP Buton bekerjasama dengan Oxfam GB melaksanakan program CREED. Program ini bertujuan mewujudkan situasi dimana komunitas pesisir Buton dapat menikmati kecukupan pangan, keadilan sosial dan ekonomi melalui penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan. Hasil prelimenary research yang dilakukan oleh Oxfam GB telah mengidentifikasi potensi komoditi yang dimiliki komunitas dampingan JPKP Buton, yaitu kacang mete, teripang, kerang mabe, ikan, kepiting, rumput laut, dan potensi terbesar adalah kacang mete dan rumput laut. Kedua jenis komoditi terbesar Buton ini memiliki potensi pasar yang baik di tingkat nasional maupun internasional. Permintaan pasar akan komoditi rumput laut dan kacang mete baik di tingkat nasional maupun dunia harus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Permintaan pasar tersebut dapat dicukupi oleh para petani dan pengkacip di Buton. Sayangnya, para petani dan pengkacip tidak mampu mengakses peluang pasar tersebut karena keterbatasan yang mereka miliki dan beberapa kendala lainnya alur distribusi yang digunakan oleh petani rumput laut dan pengkacipkacang mete sangat panjang. Sementara harga rumput laut dan mete sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh harga pasar, namun pada prakteknya harga jual petani dan pengkacip juga dipengaruhi permainan harga oleh para pengumpul. Hal ini berpengaruh pada perolehan yang akan mereka terima ketika menjual komoditi yang dihasilkan. Pendampingan yang selama ini dilakukan oleh JPKP Huton belum memiliki kemampuan untuk membantu petani dalam memasarkan produknya dcngan bargaining power yang kuat karena keterbatasan modal, pengetahuan dan keterampilan. Karena itu diperlukan sebuah lembaga yang mempunyai kekuatan modal yang besar yang mampu mempengaruhi pasar untuk membantu mengangkat posisi tawar para petani dan pengkacip. Lembaga ini sebaiknya dikelola secara profesional agar terjamin keberlanjutannya namun tanpa meninggalkan nilai-nilai sosial. Karena itu dalam penelitian ini, kami merekomendasikan pembentukan Marketing Division oleh JPKP Butan yang menjalankan fungsi bisnis sebagai perusahaan bisnis. Namun lembaga ini juga memiliki misi membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama petani dan pengacip dengan dilandaskan pada nilai-nilai sasial dan transparansi. en_US
dc.publisher Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject AKSES PASAR KOMODITI en_US
dc.title Akses pasar untuk komoditi kacang mete dan rumput laut Sulawesi Tenggara en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account