dc.description.abstract |
Organisasi belajar didrikan oleh adanya proses perbaikan yang berlangsung terus menerus melalui olah pengetahuan, perolehan ide, pemikiran, dan pengetahuan baru agar organisasi dapat tetap bertahan menghadapi peru bahan, ketidakpastian, dan keragaman yang muneul sehingga organisasi tetap hidup dan bahkan berkembang
di tengah berbagai peru bah an dan tuntutan lingkungan. Untuk mewujudkannya organisasi membutuhkan transformasi dan kerjasama
sinergistik diantara anggota organisasi, dan bukannya hanya bertumpu pada potensi tinggi yang dimiliki para anggotanya. Proses transformasi patensi individu di dalam kelompok/organisasi ini memerlukan adanya suatu media, yang menjadi habitat yang subur dan kondusif atau sebagai lingkungan belajar yang baik bagi organisasi untuk membentuk organisasi belajar. Hal ini ditegaskan oleh Senge (1990) yang menjelaskan bahwa proses transformasi membutuhKan habitat yang subur yang disebut lingkungan belajar untuk menjadi mediator bagi proses tersebut. Penelitian ini dilakukan. di Universitas Katolik Parhayangan (Unpar) sebagai Perguruan Tinggi Swasta, yang diyakini memiliki kesadaran atas perlunya usaha yang terus-menerus untuk menjadi lebih baik, ditengah tuntutan lingkungan yang semakin tinggi atas kualitas lulusan serta relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja baik dalam lingkup nasional maupun internasional; perlunya suasana akademik yang
mendukung kegiatan belajar mengajar; serta kualitas manajemen internal yang kesemuanya menjadi syarat bagi keberlangsungan hidup organisasi perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan belajar di Unpar tidak terbentuk secara sempurna karena terdapat jalur yang terputL!s pada transformasi jalur pengetahuan atau disiplin belajar, yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk
mengolah penguasaan pribadi yang mencerminkan potensi diri dalam membangun jalur pengetahuan tersebut. Dengan menelaah peran variabel moderator , selain penanganan hambatan personal, upaya peningkatan kualitas jalur transformasi pengetahuan yang terputus dapat dilakukan melalui pembenahan struktur yang mengarah pada jalur birokrasi yang lebih longgar; sistem penghargaan yang lebih baik, jelas, dan tegas aturan mainnya, serta sesuai dengar. Pengorbanan yang diberikan; serta dukungan pemimpin yang mampu menjadi penggerak. |
en_US |