dc.description.abstract |
Indonesia yang tengah mengalami masa transisi dari era otoritarian menuju demokrasi tengah menghadapi masalah keamanan dengan maraknya aksi terorisme di berbagai wilayah. Aksi yang tidak diskriminatif terhadap korban ini terutama meningkat sejak jatuhnya Orde Baru dan Indonesia memasuki era reformasi. Penelitian di beberapa negara yang memiliki kesamaan karakteristik politik dengan Indonesia, juga ditandai dengan peningkatan sementara aksi-aksi terorisme. Dari beberapa kejadian seperti bom Natal 2000, bom Bali I & II dan bom Kuningan di Jakarta terungkap sebagian pelaku berasal dari Jawa Barat dan Banten. Penelitian ini mengungkap faktor-faktor pendukung aksi terorisme di Jawa Barat dan Banten. Karena kemiskinan diasumsikan merupakan salah satu faktor penyebab terorisme, maka untuk mengetahui kaitan antara keduanya, penelitian dilakukan di 4 wilayah Jawa Barat bagian Selatan yang relatif lebih terbelakang daripada bagian utara, selain di Provinsi Banten. Untuk melihat perbedaan kondisi di pedesaan dan perkotaan, penelitian juga dilakukan di 4 mesjid di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan salah satu faktor penyebab secara tidak langsung terjadinya pengangguran, selain kebijakan ekonomi dan politik pemerintah yang menyebabkan kaum miskin perkotaan dan pedesaan semakin termarjinalisasi. Peran lembaga-lembaga sosial keagamaan dan institusi informal seperti pesantren yang kuat terutama di daerah juga menjadi pendukung untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan. Sama pentingnya adalah peran media massa, terutama televisi, dalam membentuk sikap terhadap peran Amerika Serikat dalam politik internasional terutama menyangkut negara-negara Islam di Timur Tengah dan Indonesia. Guna meminimalisir terorisme dan mengurangi korban jiwa, diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi terhadap pemerintah dalam membentuk kebijakan pembangunan. |
en_US |