dc.description.abstract |
Industri elektroplating kromium yang bergerak di bidang pelapisan logam dengan
pemanfaatan arus listrik menghasilkan limbah cair kromium heksavalen, Cr(VI), yang
berbahaya dan beracun (B3) serta bersifat karsinogenik. Teknologi fotokatalisis UV/TiO2
secara batch dapat menjadi teknologi alternatif yang cukup sederhana namun efektif dalam
pengolahan limbah industri elektroplating skala kecil-menengah dibandingkan dengan
metode konvensional (reduksi-presipitasi kimia) pada umumnya. Proses fotokatalisis
berawal dari penyinaran sinar UV pada semikonduktor TiO2 yang menghasilkan elektron
dan hole untuk proses reduksi-oksidasi. Cr(VI) yang menerima elektron akan tereduksi
menjadi Cr(III) dengan toksisitas 100 kali lebih rendah. Pada saat bersamaan, hole yang
terbentuk perlu direaksikan dengan suatu senyawa aditif (hole scavenger), seperti asam
oksalat, untuk meminimalkan rekombinasi elektron dan hole.
Penelitian ini mengkaji kondisi optimum pengolahan limbah Cr(VI) pada skala
pilot (50 L), seperti laju aerasi, intensitas lampu UV, dan konsentrasi katalis. Penelitian ini
juga mengkaji jumlah make-up katalis yang dibutuhkan untuk batch selanjutnya sehingga
biaya operasi menjadi lebih ekonomis. Limbah sintetis Cr(VI) sebesar 250 ppm diolah
pada pH 1 dalam sebuah bubble column photoreactor yang dilengkapi dengan lima buah
low pressure UV lamp. Pada akhir proses, katalis TiO2 Evonik (Degussa) P-25 dipisahkan
dan diregenerasi untuk digunakan kembali pada batch selanjutnya dengan penambahan
make-up katalis.
Percobaan pendahuluan menunjukkan bahwa laju aerasi 3 L/menit memberikan
nilai konstanta laju reaksi (k) lebih baik dibandingkan 4 dan 5 L/menit. Di antara variasi
intensitas lampu UV dan konsentrasi katalis yang dilakukan, intensitas lampu UV sebesar
7,5 Watt/L dan konsentrasi katalis TiO2 sebesar 2 g/L menunjukkan performa terbaik
(removal Cr(VI) sebesar 88,83% setelah 180 menit penyinaran) dan memiliki nilai k
terbesar (9,058 x 10-3 min-1). Selanjutnya, make-up katalis yang harus ditambahkan dalam
batch berikutnya adalah sebesar 4,43%. |
en_US |