Abstract:
Tidak dapat dipungkiri bencana merupakan sesuatu yang sering terjadi di sekitar kita. Salah satu bencana alam yang paling mematikan di seluruh dunia adalah gempa bumidan tsunami. Pada umumnya korban gempa bumi cedera atau bahkan meninggal akibat tertimpa runtuhnya objek atau bangunan. Proses pencarian korban yang tertimbun bangunan cukup lambat dilakukan karena perlu memindahkan terlebih dahulu objek atau bangunan yang berada di permukaan agar korban dapat ditemukan. Selain itu, tim penyelamat tidak mengetahui posisi korban secara pasti. Padahal korban harus mendapat pertolongan yang cepat agar dapat selamat. Akses dan kondisi lokasi bencana yang berbahaya sering menyebabkan proses pencarian korban menjadi terhambat. Saat ini dengan berkembangnya teknologi, drone mungkin dapat digunakan juga untuk mencari korban bencana. Namun, drone hanya dapat mencari korban yang berada di permukaan saja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk membantu proses pencarian korban bencana alam di dalam reruntuhan. Dibuatlah sebuah robot untuk membantu proses pencarian korban bencana alam di dalam reruntuhan. Penelitian diawali dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh robot pembantu proses pencarian korban bencana di dalam reruntuhan. Terdapat empat buah kebutuhan utama yang perlu dimiliki robot, yaitu dapat dikendalikan secara wireless, dapat membawa peralatan identifikasi korban seperti kamera dan microphone, berukuran cukup kecil untuk masuk kedalam reruntuhan dan dapat bergerak cukup fleksibel di dalam reruntuhan. Setelah itu, ditentukan spesifikasi serta mekanisme yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Mekanisme yang dianggap memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah mekanisme pergerakan ulat. Iterasi desain dilakukan untuk mengadopsi pergerakan ulat menjadi mekanisme pergerakan robot. Iterasi dimulai dengan membuat desain, membuat prototipe dan melakukan evaluasi terhadap desain tersebut. Prototipe dibuat dengan menggunakan teknik rapid prototyping atau 3D Printing. Iterasi desain dilakukan sebanyak empat kali dan prototipe akhir yang dibuat terdiri dari lima buah modul dengan panjang sekitar 1000 mm, lebar 140 mm dantinggi 120 mm.