dc.description.abstract |
Pelatihan sering dianggap sebagai suatu kebutuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup sebuah
perusahaan. Beberapa alasan yang mendasari hal ini adalah adanya pandangan yang menyatakan bahwa pelatihan dapat
meningkatkan nilai tambah bagi seseorang dan bukan hanya menjadi suatu tujuan untuk mempengaruhi kinerja jangka
pendek. Perusahaan juga sering memilih pelatihan sebagai salah satu strategi untuk mengembangkan karyawannya
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sayangnya, investasi yang besar untuk program pelatihan terkadang tidak
diikuti dengan efektivitas dari evaluasi pelatihannya itu sendiri. Sepanjang partisipan senang dengan program pelatihan,
maka pelatihan dianggap berhasil. Padahal ukuran seperti itu belum tentu menjamin tercapainya tujuan suatu pelatihan.
Adanya evaluasi keefektifan pelatihan dapat memberikan informasi bahwa apakah suatu investasi yang ditanamkan
telah memberikan hasil yang diinginkan dan tidak menjadi sia-sia ataukah tidak memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Bank Saudara merupakan salah satu lembaga keuangan di dalam sistem perekonomian Indonesia yang
berperan utama dalam menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Beberapa kegiatan yang dijalankannya antara lain
memberikan dan menyelenggarakan tabungan, pembayaran uang, memberikan pinjaman dan investasi serta
memberikan kredit. Maraknya transaksi pendanaan dan semakin ketatnya persaingan membuat Bank Indonesia
menuntut setiap bank, termasuk Bank Saudara untuk mengenali customernya dengan baik. Kecenderungannya saat ini
sumber dana yang diinvestasikan ke bank merupakan sumber dana yang berasal dari kegiatan yang illegal dan hal ini
tidak disetujui oleh Negara. Oleh karena itu Bank Indonesia membuat prosedur untuk mengenal nasabah dengan baik,
yang disebut "Know Your Customer". Tujuannya adalah agar seriap bank mengetahui identitas nasabahnya dan sumber
dana yang diperoleh tersebut. Hasil evaluasi Bank Indonesia terhadap Bank Saudara menyatakan bahwa Bank Saudara
belum mensosialisasikan secara optimal prosedur KYC kepada seluruh karyawan yang terkait. Hal inilah yang
mendasari Bank Saudara menyelenggarakan pelatihan dengan judul "Knuw Your Customer" pada tanggal 10 Juni
2006. Pelatihan ini yang bersifat refreshment dengan tujuan untuk mengingatkan kembali prosedur Know Your
Customer kepada karyawan level manajer, sehingga mereka mampu melaksanakan di dalam pekerjaannya. Mengingat
pentingnya efektivitas suatu program pelatihan, maka kami tertarik untuk melakukan penelitian di Bank Saudara
berkaitan dengan pelatihan KYC yang dilakukan oleh Bank Saudara.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini
adalah seluruh karyawan Bank Saudara yang menjadi peserta pelatihan "Know Your Customer" perioda pertama, yang
diselenggarakan pada tanggal 10 Juni 2006. Program pelatihan ini merupakan pilot project dari program pelatihan Bank
Saudara mengenai "Know Your Customer". Karena program pelatihan ini merupakan pilot project, maka seluruh
partisipan dalam penelitian tersebut menjadi ukuran populasi penelitian ini. Jumlah partisipan saat itu adalah 21 orang,
namun karena terdapat 1 orang yang tidak mengikuti program pelatihan secara penuh, maka jumlah 20 orang peserta
pelatihan menjadi ukuran populasi dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan aktivitas KYC di Bank Saudara cukup baik didukung pernyataan dari
atasan, bawahan dan rekan kerja peserta pelatihan KYC 10 Juni 2006 dan data-data sekunder dari Bank Saudara.
Walaupun jika dianalisa lebih lanjut menggunakan model Kirkpatrick masih banyak hal yang perlu diperbaiki oleh
Bank Saudara, antara lain: Bank HS belum mempunyai kriteria yang lengkap untuk evaluasi tahap 1, perlu dibuat
kriteria evaluasi untuk tahap 1 yang berisi standar untuk pelatih (trainer), metode presentasi, kegunaan dan minat akan
isi pelatihan, fasilitas, materi, penyampaian materi, dan reaksi keseluruhan partisipan terhadap penyelenggaraan
program pelatihan. Untuk evaluasi tahap 3 dimana tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan perilaku responden sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah pelatihan, Bank Saudara
masih harus menetapkan standar yang lebih terperinci apa saja yang harus diperiksa, direkap, jangka waktu pengerjaan
dan pelaporan. Untuk evaluasi tahap 2 dari hasil perhitungan pre-test dan post-test menggunakan SPSS 12 didapat
p<0.05, maka terbukti bahwa secara signifikan terdapat perbedaan rata-rata antara pre-test dan post-test. Partisipan
mengalami peningkatan pengetahuan dalam program pelatihan tersebut. Bank Saudara sudah baik untuk tahap ini.
Pelatihan yang dilakukan oleh Bank Saudara ini lebih kepada transfer of knowledge, seharusnya KYC bukan hanya
transfer of knowledge tapi sudah mendarah daging bagi tiap anggota perbankan sehingga tiap anggota perbankan
melaksanakan KYC tanpa beban yang pada akhinya akan mendukung tujuan organisasi. Alangkah baiknya kalau
pelatihan KYC Bank Saudara ini diikuti per-departemen sehingga bukan hanya knowledge saja yang mereka dapatkan
tetapi perilaku apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk mendukung KYC. Ada reinforcement per-periode untuk
mengingatkan KYC. Jika ada penguatan maka orang akan lebih mengingat, diharapkan terbiasa menjalankan perilaku
yang diinginkan. Ada reward-punishment yang jelas mengenai pelaksanaan KYC. Alangkah baiknya kalau Bank
Saudara mempunyai indikator yang jelas mengenai penilaian ini terutama yang berhubungan dengan pelatihan
karyawan mengenai KYC, misalnya apa yang seharusnya dilakukan, periode pelaksanaan dan sebagainya. Di kemudian
hari bukan tidak mungkin bisa membantu mempermudah penilaian dari Bank Indonesia mengenai pelatihan KYC. |
en_US |