Abstract:
Negara-negara ASEAN berkepentingan meningkatkan kerja sama melawan terorisme internasional dan semua bentuk yang mengganggu keamanan kawasan. Sejak awal tahun 2016, kelompok teroris Abu Sayyaf yang bermarkas di Filipina Selatan meningkatkan aktivitas dengan membajak kapal-kapal berbendera Indonesia dan menyandera awaknya. Selain di perairan Filipina, kawasan Asia Tenggara juga masih menghadapi ancaman dengan peningkatan aksi-aksi pembajakan laut di perairan Selat Malaka. Asia Tenggara dinyatakan sebagai perairan yang rawan kejahatan, sehingga kerja sama dan sekuritasi isu dalam bidang militer, politik, dan penegakan hukum perlu ditingkatkan. Tujuan kerja sama untuk menghindarkan pengaruh-pengaruh negatif terhadap keamanan manusia. Tulisan ini menjawab pertanyaan: ”bagaimana efektifitas upaya-upaya sekuritisasi di kawasan untuk meningkatkan keamanan di perairan Asia Tenggara?. Analisis dilakukan melalui empat pendekatan yaitu pelaku sekuritisasi (securitizing actors), bentuk-bentuk ancaman nyata (existence threat), warga negara sebagai reference object dan target yang disekuritisasi (audience). Pembahasan berdasarkan berbagai upaya yang dilakukan dan kebijakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, dengan fokus terhadap Indonesia.