Abstract:
Arsitektur dan sastra memiliki kesetaraan sebagai sebuah produk budaya, yang karenanya, dapat saling memberikan inspirasi dalam proses kreasi meski berbeda wujud. Kesetaraan ini yang memungkinkan kita menggali ide ruang melalui karya lain, dalam hal ini karya sastra puisi sebagai pemampatan ide dalam bentuk karya tulisan. Melalui kanal metafora, sebuah karya sastra dapat „dibedah‟ strukturnya untuk memberikan pengertian yang lebih dalam terhadap sebuah tulisan dan ide yang disampaikan, untuk kemudian sari dan strukturnya dijadikan sebagai inspirasi bagi karya lain tanpa perlu terjebak dalam kenaifan.
Melalui sebuah studi kualitatif untuk melihat makna dan struktur penyampaian sebuah karya, maka perpaduan pendekatan strukturalis – semiologis dipakai sebagai alat analisa. Pendekatan strukturalis dipakai untuk melihat sesuatu sebagai sebuah struktur yang otonom, dan pendekatan semiologis dipakai untuk melihat tanda dan makna yang terkonvensi; sehingga pembacaan sebuah karya, sebelum dipakai sebagai bahan metafora bagi karya lain, akan lengkap.
The Rites of the Bali Aga, sebuah puisi karya sastrawan angkatan 60 Indonesia: Sitor Situmorang dipilih untuk dijadikan bahan kaji, setahun setelah kepergiannya. Karya ini erat dengan romantisme „place‟ dan budaya lokal Bali meski disampaikan dengan bahasa Inggris, serta sarat dengan permainan kata yang kompleks namun tersaji dalam kesederhanaan struktur penyampaian, khas Sitor. Olahan struktur pikir dan makna ini diterjamahkan ke dalam konsep fungsi-bentuk, peruntukan bangunan, urutan ruang, irama, suasana, serta konsep artikulasi bentuk, sesuai analisa pembacaan puisi yang didapat.
Dengan prinsip „memandang sesuatu sebagai sesuatu yang lain, dapat membuka kesempatan untuk memperkaya desain arsitektur tanpa harus terbelenggu fungsi semata serta tetap mengakar pada esensi. Pendekatan ini memanfaatkan kesetaraan produk budaya sebagai alat menggali ide dan menyampaikan makna.