Abstract:
Perkembangan Reksa Dana Terbuka Berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif (KIK) sampai dengan akhir Juli 1997 sangatlah menggembirakan. Dalam jangka waktu satu tahun saja BAPEPAM telah memberikan pernyataan e/ektif sebanyak 67 Reksa Dana Terbuka Berbentuk KlK dan dana masyarakat yang berhasil diserap sebesar Rp 7,5 trilyun dari 9.686 pemodal dan dikelola oleh 25 manajer investasi.
Menurut UU Pasar Modal No8/1995 pasal I reksa dana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portoflio efok oleh manajer investasi.
Reksa dana dapat dikategorikan berdasarkan komposisi
portololio investasinya (instrumen pasar uang dan sekuritas pendapatan, sekuritas saham atau kombinasi keduanya). Secara umum dikenal ada em pat jenis reksa dana yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan, Reksa Dana Campuran dan Reksa Dana Saham yang memberikan fleksibilitas kepada pemodal, karena setiap reksa dana mempunyai perbedaan risiko
dan tingkat hasil. Pemodal yang berinvestasi pada Reksa Dana Saham akan mengharapkan tingkat hasi! yang lebih tinggi dalam jangka panjang tetapi akan mengalami variabilitas harga yang lebih besar daripada Reksa Dana Campuran ataupun Reksa Dana
Pendapatan.
Analisis mengenai hal tersebut di/akukan melalui
penelitian ini dengan menggunakan analisis perbandingan risiko dan tingkat hasil serta pendekatan risk adjusted return yaitu dengan menggunakan Sharpe Ratio, Treynor Ratio dan Jensen's
Differential Return. Pengujian hipotesis di/akukan dengan menggunakan ANOVA serta Uji Bartlett.
Penelitian dilakukan dengan mengamati fluktuasi Nilai
Aktiva Bersih harian selama 119 hari kerja bursa terhadap 21 reksa dana yang telah melakukan emisi sebelum bulan Pebruari 1997. Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta, Bisnis indonesia dan Bank indonesia berupa data sekunder.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam keadaan
bull market Reksa Dana Saham mempunyai standar deviasi terbesar (0,00961), diikuti oleh Reksa Dana Campuran (0,00781) dan Reksa Dana pendapalan (0,00351), tetapi rata-rata tingkat
hasil terbesar diperoleh Reksa Dana Campuran (0,000862), baru kemudian Reksa Dana Saham (0,000413) dengan rata-rata tingkat
hasil yang hanya sedikit lebih tinggi dari Reksa Dana Pendapatan (0,000402). Dengan demikian Reksa Dana Campuran mempunyai risiko yang lebih rendah dibandingkan Reksa Dana Saham tetapi
menghasilkan rata-rata tingkat hasil yang tertinggi dibandingkan Reksa Dana Pendapatan dan Saham. Dari hasil uji hipotesis
pene/itian (dengan tingkat kepercayaan 95%) menunjukkan adanya perbedaan risiko yang signifikan tetapi tidak ada perbedaan rata-rata tingkat hasil yang signifikan diantara Reksa Dana Pendapatan, Campuran dan Saham. Kinerja berdasarkan
Sharpe Ratio, Treynor Ratio dan Jensen's Differential Return
menunjukkan bahwa Reksa Dana Campuran lebih unggul
daripada Reksa Dana saham. Diduga penyebabnya adalah
karena sekuritas pendapatan tetap, obligasi dan instrumen pasar uang mempunyai variabilitas tingkat hasil yang lebih rendah tetapi mampu memberikan rata-rata tingkat hasil yang tinggi. Hal
ini mengindikasikan bahwa manajer investasi dapat meningkatkan tingkat hasil reksa dana dengan melakukan diversifikasi pada sekuritas pendapatan tetap, instrumen pasar uang, obligasi dan
saham. Dengan perkataan lain, komposisi yang tepat antara deposito, obligasi dan saham-saham dapat digunakan sebagai cara yang bijaksana dalam meningkatkan tingkat hasil reksa dana
dengan juga menurunkan risiko. Penelitian ini merupakan penelitian awal dan dilakukan dalam periode yang pendek sehingga hasil penelilian hanya memberikan gambaran fenomena jangka pendek.