dc.description.abstract |
Dalam sejarahnya proporsi, komposisi dan geometri sudah diterapkan sebagai
elemen perancangan sejak jaman dahulu, bahkan jauh sebelum era arsitektur modern.
Kehadiran ketiga unsur tersebut memungkinkan variasi yang beragam dan menghasilkan
suatu kebebasan berekspresi. Namun kini justru dalam suatu proses perancangan, prinsipprinsip
visual tersebut seringkali terabaikan. Padahal pada kenyataannya prinsip-prinsip
tersebut berperan sebagai salah satu alat ukur nilai estetis pada suatu bangunan, serta
mempengaruhi persepsi manusia dalam menangkap dan merasakan suatu ruang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan prinsip proporsi dan
komposisi pada salah satu karya arsitek modern Indonesia, Frederich Silaban. Gedung
BNI 46 Jakarta karya Silaban, sebagai objek studi, menampilkan fasad yang kental akan
pemikiran modern, sangat beragam pada setiap sisinya namun tetap harmonis dan
menarik secara visual.
Teori mengenai proporsi, komposisi, geometri, dan prinsip penataan menjadi dasar
dalam menganalisis objek yang ada. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dan
analitif dengan pendekatan secara kualitatif dalam pengumpulan data terkait objek studi.
Selanjutnya elemen pelingkup bangunan secara vertikal horizontal bangunan dikaji dan di
analisis terkait dengan penerapan prinsip proporsi dan komposisi geometris pada
bangunan.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan dan
kajian akan proporsi dan komposisi geometris dalam arsitektur, menambah pertimbangan
akan penerapan prinsip-prinsip visual bagi para profesional, serta menambah arsip karyakarya
F. Silaban sebagai salah satu arsitek modern awal di Indonesia. |
en_US |