Abstract:
Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno memiliki visi dan misi yang modern bahwa arsitektur dapat menjadi sebuah simbol kekuatan dan kekuasaan negara. Oleh karena itu, mulai muncul pembangunan proyek-proyek bangunan monumental khusunya di Jakarta. Salah satunya adalah Gedung Pola di Jakarta karya F. Silaban. Gedung Pola merupakan bangunan yang dibangun diatas bekas rumah Ir. Soekarno dan memiliki fungsi sebagai gedung pameran “Projek Semesta Berentjana Delapan Tahap Pertama 1961-1969”.
Tujuan studi ini adalah mengetahui monumentalitas arsitektur pada penelitian ini, mengetahui wujud ekspresi monumentalitas pada bangunan Gedung Pola di Jakarta, dan mengetahui elemen geometrik yang mendukung terciptanya ekspresi monumentalitas pada bangunan Gedung Pola di Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, analisis, dan interpretatif dengan cara menguraikan data fisik-spasial bangunan yang dikaitkan dengan pengamatan aktivitas bangunan, wawancara dengan pengelola bangunan, dan data literatur tentang objek studi. Teori monumentalitas arsitektur, teori prinsip penataan, teori elemen geometri, dan teori arketipe digunakan untuk menganalisis data fisik bangunan mengenai monumentalitasnya.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah monumentalitas pada Gedung Pola ditunjukkan dari elemen geometri yang berbentuk berupa elemen bujur sangkar dengan garis sebagai elemen penyusun monumentalitasnya dengan penataan yang berulang menunjukkan irama yang statis dan seimbang. Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang arsitektur khususnya arsitektur modern, dimana pada penelitian ini terfokus pada monumentalitas bangunan arsitektur modern berdasarkan kondisi fisik bangunannya.