Abstract:
Bangunan (eks.) Hotel Surabaya di daerah Kebon Jati, Bandung dimana merupakan
bangunan cagar budaya yang memberikan andil dalam membangun identitas kota dan mengalami
perubahan yang cukup besar karena dibangunnya bangunan baru di belakangnya. Pada era
modernisasi seperti ini, faktor ekonomi seperti nilai guna suatu bangunan jauh lebih
dipertimbangkan daripada mempertahankan nilai sejarah dan budaya dari bangunan itu sendiri.
Sekarang ini wujud bangunan ini seakan sudah mulai memudar keasliannya, sehingga diduga adanya
nilai sejarah dan budayanya yang hilang. Maka dari itu perlu adanya penelitian untuk mengevaluasi
mengenai kesesuaian antara pedoman konservasi terhadap perubahan fisik bangunan setelah
dilakukannya restorasi pada tahun 2008.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian antara pedoman konservasi
terhadap perubahan fisik yang terjadi pada bangunan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan mengumpulkan data melalui studi literatur dan observasi lapangan. Dasar teori yang
digunakan adalah teori konservasi bangunan cagar budaya dengan acuan undang-undang dan
peraturan daerah yang berlaku, didukung dengan teori pemeliharaan bangunan dan ragam gaya
arsitektur.
Melalui penelitian ini ditemukan bahwa terjadi perubahan fisik berupa meliputi
pembongkaran, pergantian, dan penambahan elemen bangunan. Setelah itu ditemukan bahwa
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung no.19 tahun 2009, bangunan (Eks.) Hotel Surabaya
mengalami penurunan mutu golongan A karena berkurangnya nilai bangunan akibat perubahan fisik
yang terjadi. Selain itu terjadi ketidaksesuaian antara perubahan fisik bangunan dengan Perda Kota
Bandung mengenai ketentuan pemugaran bangunan cagar budaya golongan A.