dc.description.abstract |
Obyek penelitian yaitu Bangsal Kamagangan di Keraton Yogyakarta, kondisinya saat ini dapat dikatakan baik namun perlu memperhatikan hal hal yang dapat mempengaruhi kondisi fisik bangunan. Studi ini mengungkap nilai-nilai, elemen dan periode pembangunan bangunan. Fungsi-bentuk-makna dibaca wujudnya pada objek, lalu diungkap makna kulturalnya pada elemen signifikan untuk memperjelas tindakan konservasi yang diperlukan. Pendekatan melalui Teori Capon untuk melihat susunan elemen arsitektur berupa fungsi-bentuk-makna. Teori pelestarian Piagam Burra Charter sebagai pendekatan Makna Kultural, yang dipertahankan melalui tindakan pelestarian.
Metode yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Fungsi-bentuk-makna dideskripsikan pada obyek, sekaligus sebagai acuan Makna Kultural, yaitu: aspek bentuk berupa Nilai Arsitektur dan Nilai Teknikal dan aspek Fungsi berupa Nilai Sosial, dan aspek Makna tersirat pada Nilai-nilainya.
Makna Kultural berupa Nilai Arsitektural, Nilai Artistik, Nilai Sosial dan Nilai Teknikal. Nilai Arsitektural: elemen pembentuk bangunan bergaya Arsitektur Jawa, Nilai Artistik: Ornamen-ornamen yang melambangkan langgam arsitektur serta ciri khas budaya di Keraton Yogyakarta, Nilai Sosial: hubungan Bangsal dengan dan bagi masyarakat sekitar. Nilai Teknikal: struktur tradisional bangunan Jawa. Periode tahun 1921-1934 ditentukan sebagai acuan konservasi bangunan. Tindakan pelestariannya ialah Adaptasi dengan memperhatikan kemajuan materal dan umur bangunan dan Preservasi berupa perawatan rutin. |
en_US |